Sumber: Al Jazeera,The Guardian,Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA -Ukraina dan Amerika Serikat resmi bersepakat dan menandatangani perjanjian yang membuka kesempatan bagi Amerika Serikat untuk mengakses komoditas mineral langka yang berharga di Ukraina. Kesepakatan ini mendanai upaya rekonstruksi di negara yang dilanda perang tersebut sekaligus terobosan AS yang sedang kesulitan untuk mendapatkan produk tersebut akibat perang dagang dengan China.
Kedua negara menandatangani kesepakatan tersebut di Washington, DC, pada hari Rabu (30/4) setelah berbulan-bulan negosiasi yang menegangkan. Kesepakatan negosiasi ini di tengah ketidakpastian yang terus berlanjut hingga saat-saat terakhir menyusul laporan tentang proposal di menit-menit terakhir untuk mengubah aspek-aspek kesepakatan.
Perjanjian tersebut menandai terobosan dalam hubungan AS-Ukraina setelah hubungan mencapai titik nadir menyusul ledakan spektakuler antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama pertemuan mereka di Gedung Putih pada bulan Februari.
Baca Juga: CEO Nvidia: China Tidak Tertinggal dalam AI, Huawei Perusahaan Teknologi Tangguh
Saat mengumumkan kesepakatan tersebut, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pembentukan Dana Investasi Rekonstruksi Amerika Serikat-Ukraina merupakan sinyal bagi Rusia bahwa pemerintahan Trump "berkomitmen pada proses perdamaian yang berpusat pada Ukraina yang bebas, berdaulat, dan makmur dalam jangka panjang".
"Presiden Trump membayangkan kemitraan antara rakyat Amerika dan rakyat Ukraina ini untuk menunjukkan komitmen kedua belah pihak terhadap perdamaian dan kemakmuran abadi di Ukraina," kata Bessent dalam sebuah pernyataan.
"Dan untuk lebih jelasnya, tidak ada negara atau orang yang membiayai atau memasok mesin perang Rusia yang akan diizinkan untuk mendapatkan keuntungan dari rekonstruksi Ukraina."
Pemerintahan Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kesepakatan tersebut.
Kementerian Ekonomi Ukraina mengatakan AS akan memberikan kontribusi kepada dana tersebut secara langsung atau melalui bantuan militer, dan Kyiv akan memberikan kontribusi sebesar 50 persen dari pendapatan dari eksploitasi sumber daya alam.
Kementerian tersebut mengatakan semua sumber daya dana tersebut akan diinvestasikan secara eksklusif di Ukraina selama 10 tahun pertama, setelah itu "keuntungan dapat didistribusikan di antara para mitra".
AS dan Ukraina akan memiliki kekuatan pengambilan keputusan yang sama atas dana tersebut, kata kementerian tersebut, dengan kesepakatan tersebut hanya mencakup bantuan militer AS di masa mendatang, bukan bantuan sebelumnya.
“Kami tidak hanya mendapatkan investasi, tetapi juga mitra strategis yang berkomitmen untuk bekerja sama dengan kami guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi,” kata Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Kesepakatan Mineral AS-Ukraina Bakal Jadi Senjata Trump Berunding dengan Rusia
“Perjanjian ini merupakan hasil dari negosiasi yang ekstensif, dan saya berterima kasih kepada kedua tim negosiasi atas profesionalisme dan dedikasi mereka. Bersama-sama, kami telah mengembangkan kerangka kerja yang saling menguntungkan. Hal ini juga mencerminkan komitmen AS untuk perdamaian abadi di Ukraina dan pengakuan atas kontribusi Ukraina terhadap keamanan global.”
Dalam sebuah unggahan Telegram sesaat sebelum kesepakatan tersebut ditandatangani, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan kesepakatan tersebut akan membuat Kyiv memiliki “kendali penuh atas lapisan tanah, infrastruktur, dan sumber daya alam”, dan tidak mengganggu upayanya untuk bergabung dengan Uni Eropa.