Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
LONDON. Sejumlah negara-negara memutuskan untuk menggelontorkan stimulus untuk menggairahkan ekonomi. Langkah ini pula yang dilakukan Inggris. Menurut Centre for Economic and Business Research (CEBR), Bank of England akan meningkatkan rencana pembelian obligasi emergensi sebesar 100 miliar poundsterling atau US$ 160 miliar untuk mendongkrak perekonomian. Pasalnya, Inggris saat ini memangkas anggaran belanjanya.
Institusi penelitian itu juga memprediksi, bank sentral akan menahan suku bunga acuannya di rekor paling rendah yakni 0,5% hingga setidaknya akhir 2012.
Asal tahu saja, Inggris menghadapi pemangkasan anggaran publik terbesar sejak Perang Dunia II seiring langkah pemerintah untuk mengurangi rekor defisit anggaran.
CEBR juga meramal, pertumbuhan ekonomi Inggris untuk tiga bulan pertama 2011 hanya sebesar 0,1%. Artinya, kemungkinan Inggris mengalami kontraksi pada kuartal pertama tersebut mencapai 50%.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ernst & Young LLP Item Club yang mengatakan perekonomian Inggris tengah menuju perlambatan pertumbuhan seiring dengan oengetatan anggaran belanja.
Item Club memprediksi, Produk Domestik Bruto Inggris hanya akan tumbuh 1,4% tahn ini dan 2,2% di 2011.