kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dekrit Terbaru Putin: 134.500 Wajib Militer Baru Diperintahkan Menjadi Tentara


Jumat, 01 April 2022 / 06:01 WIB
Dekrit Terbaru Putin: 134.500 Wajib Militer Baru Diperintahkan Menjadi Tentara
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang memerintahkan 134.500 wajib militer baru menjadi tentara. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Pada Kamis (31/3/2021), Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang memerintahkan 134.500 wajib militer baru menjadi tentara. 

Mengutip Reuters, dalam dekrit tersebut dituliskan bahwa wajib militer baru ini merupakan bagian dari program musim semi tahunan Rusia.

Selain itu, Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa dekrit itu tidak ada hubungannya dengan perang di Ukraina.

Dekrit tersebut dirilis lima minggu setelah invasi Rusia, yang mendapat perlawanan sengit dari Ukraina. 

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada hari Selasa bahwa tidak satu pun dari mereka yang dipanggil akan dikirim ke "titik panas" mana pun.

Isu keterlibatan wajib militer dalam perang sangat sensitif. Pada 9 Maret, kementerian pertahanan mengakui bahwa beberapa wajib militer telah dikirim ke Ukraina setelah Putin membantahnya dalam berbagai kesempatan.

Baca Juga: Waspada Invasi China, Taiwan Bentuk Tim Khusus untuk Pelajari Strategi Perang Ukraina

Putin mengatakan hanya tentara dan perwira profesional yang dikirim.

Juru bicara Putin mengatakan pada saat itu bahwa presiden telah memerintahkan jaksa militer untuk menyelidiki dan menghukum pejabat yang bertanggung jawab karena tidak mematuhi instruksinya untuk mengecualikan wajib militer.

Dekrit yang ditandatangani Putin menunjukkan, draf militer musim semi tahunan, yang berlangsung dari 1 April hingga 15 Juli, akan mempengaruhi pria Rusia antara usia 18 dan 27 tahun.

Shoigu mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka yang dipanggil akan mulai dikirim ke pangkalan yang ditugaskan pada akhir Mei.

“Sebagian besar personel militer akan menjalani pelatihan profesional di pusat-pusat pelatihan selama tiga sampai lima bulan. Saya tekankan bahwa rekrutan tidak akan dikirim ke titik panas manapun,” katanya dalam sambutan yang dipublikasikan di situs kementeriannya.

Baca Juga: Janji Kurangi Operasi Militer, Rusia Tetap Bombardir Kota di Ukraina Utara

Namun, Mikhail Benyash, seorang pengacara yang mewakili beberapa anggota Garda Nasional Rusia yang menolak perintah untuk pergi ke Ukraina, mengatakan bahwa di bawah hukum Rusia, wajib militer dapat dikirim untuk berperang setelah beberapa bulan pelatihan.

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu. Perang tersebut telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan orang mengungsi.

Dalam beberapa hari terakhir Rusia telah membingkai ulang tujuannya, dengan mengatakan tidak pernah bermaksud untuk mengambil ibu kota Kyiv dan kota-kota besar lainnya. Akan tetapi Rusia lebih fokus untuk "membebaskan" wilayah timur di mana separatis yang didukung Rusia telah memerangi tentara Ukraina sejak 2014.

Pernyataannya disambut skeptis oleh Ukraina dan pemerintah Barat. 
Analis militer menilai, fokus yang dinyatakan di wilayah Donbas timur mungkin merupakan upaya untuk memudahkan Putin mencari jalan keluar untuk menyelamatkan muka.




TERBARU

[X]
×