Sumber: Bloomberg | Editor: Johana K.
TOKYO Indeks kepercayaan konsumen Jepang pada bulan Desember jatuh ke level terendah selama enam bulan terakhir. Kantor Kabinet di Tokyo, hari ini melaporkan, Indeks kepercayaan turun dari 39,5 di bulan November menjadi 37,6 pada Desember 2009.
Penurunan indeks kepercayaan ini bisa menjadi sinyal, bahwa daya beli konsumen di Jepang belum sepenuhnya pulih atau masih lemah.
Padahal, Pemerintah telah menggelontorkan stimulus melalui pemberian insentif untuk pembelian mobil dan rumah. Stimulus ini, seharusnya bisa mendorong pengeluaran atau belanja rumah tangga. Namun, nyatanya, pembelanjaan masyarakat Jepang, atas gaji yang diperoleh, justru menyusut.
Ekonom BNP Paribas Azusa Kato mengatakan, sentimen kepercayaan konsumen jatuh lagi karena rangsangan stimulus Pemerintah ternyata tak mendorong permintaan domestik. "Padahal, stimulus adalah satu-satunya alasan untuk meningkatkan sentimen ketika pendapatan masih merosot," ujar Kato.
Belanja konsumen, yang merupakan penggerak hampir 60% ekonomi Jepang, telah meningkatkan indeks hingga 0,9% pada kuartal ketiga, setelah mendaki 1,2% pada bulan April hingga Juni. Kenaikan ini, sejatinya bisa menarik Jepang untuk keluar dari kemerosotan pasca perang dan bisa memacu kembali keuntungan perusahaan-perusahaan Jepang. Namun, pada penghujung tahun, daya beli justru melemah lagi.