Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kota Guangzhou di China membatalkan ratusan penerbangan pada Kamis (28/4) dan meluncurkan pengujian massal atas 5,6 juta orang setelah mendeteksi satu kasus dugaan Covid-19.
China menghadapi wabah terburuk sejak puncak gelombang pertama pada awal 2020, dengan Shanghai mencatat puluhan kematian setiap hari dan Beijing menutup seluruh lingkungan tempat beberapa kasus terdeteksi.
Di bawah kebijakan nol-COVID, China menggunakan strategi penguncian, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan untuk membendung penyebaran virus corona.
Hanya, strategi negeri tembok raksasa berada di bawah tekanan, seiring penyebaran varian Omicron yang sangat menular.
Baca Juga: Kabar Baik, Jumlah Kasus dan Kematian Covid-19 Global Terus Menurun sejak Akhir Maret
Pembatasan termasuk penguncian selama berminggu-minggu terhadap hampir 26 juta penduduk Shanghai telah merusak ekonomi, menyebabkan penumpukan di pelabuhan peti kemas tersibuk di dunia, simpul utama dalam rantai pasokan global.
Melansir Channel News Asia, pada Kamis, Guangzhou, pusat perdagangan dan manufaktur utama di Cina selatan, mengumumkan pengujian massal untuk hampir sepertiga dari hampir 19 juta penduduknya setelah hasil tes "tidak normal" terdeteksi di bandaranya.
Selain itu, sebagian besar penerbangan di Guangzhou dibatalkan.
Sementara itu, Hangzhou, kota pusat teknologi, dekat Shanghai, pada Rabu (27/8) malam memerintahkan 9,4 juta penduduk di pusat kota dari 12,2 juta populasi untuk tes Covid-19 setiap 48 jam jika mereka ingin mengakses ruang publik dan transportasi.
Tujuannya adalah "agar virus tidak memiliki tempat untuk bersembunyi atau menetap," kata Pemerintah Kota Hangzhou dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia.