Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Secara tidak terduga, tingkat ekspor China mencatatkan kenaikan pada Desember. Sementara, penurunan pada tingkat impor tercatat moderat. Hal ini mengindikasikan bahwa pelemahan mata uang China mulai mendongkrak tingkat persaingan perdagangan China.
Berdasarkan data yang dirilis pemerintah China, pengiriman barang ke luar negeri pada Desember lalu naik 2,3% dalam mata uang yuan dibanding tahun sebelumnya. Bandingkan dengan penurunan ekspor November yang mencapai 3,7%.
Sementara, tingkat impor terus menurun selama 14 bulan berturut-turut, mencapai 4% dalam mata uang yuan. Sekadar mengingatkan, tingkat impor China pada November melorot 5,6%.
Alhasil, nilai surplus perdagangan China pada Desember lalu mencapai 382 miliar yuan atau setara dengan US$ 58 miliar.
"Di luar guncangan pasar saham, pemulihan pertumbuhan ekonomi China berjalan sesuai target. Hal ini disebabkan oleh pelonggaran kebijakan yang dilakukan pemerintah China sehingga menyokong pertumbuhan ekonomi," jelas Daili Wang, ekonom Roubini Global Economics LLC.
Meski demikian, dia menilai, proses pemulihan ekonomi China masih rentan.
Wang menilai, yuan tidak akan terdepresiasi lebih dalam seperti yang terjadi beberapa pekan terakhir. Dia beralasan, saat ini pemerintah China lebih memprioritaskan stabilitas. Selain itu, "Pertumbuhan ekspor yang kuat tidak akan memperlemah posisi yuan," tambahnya.













