Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
ATHENA. Pimpinan politik Yunani saat ini tengah berupaya keras untuk mencapai kata sepakat terkait dengan rencana paket pemangkasan anggaran senilai 11,5 miliar euro atau US$ 14 miliar. Langkah ini semakin intensif dilakukan mengingat kreditur internasional mulai mereview kemajuan Yunani yang akan menentukan nasib Negeri Para Dewa itu di zona euro.
Rencananya, Perdana Menteri Yunani Antonis Samaras dan partner koalisinya yakni Evangelos Venizelos dari Pasok dan Fotis Kouvelis dari Democratic Left, akan kembali menggelar pertemuan pada 30 Juli mendatang. Pertemuan tersebut untuk memutuskan anggaran penghematan sehingga dapat memenuhi persyaratan penerimaan dua paket dana bailout dengan total mencapai 240 miliar euro.
"Semua pihak ingin memberikan kontribusi untuk mencapai target fiskal. Setiap orang mencari alternatif terbaik sehingga sesuai dengan keadilan sosial dan tanpa ada resesi lanjutan," ujar Juru Bicara Pemerintah Yunani Simos Kedikoglou di Athena, kemarin (26/7). Pernyataan tersebut diutarakan paska ketiga pimpinan partai mendapat arahan dari Menteri Keuangan Yunani Yannis Stounaras.
Sebelumnya, Stounaras sudah bertemu dengan pimpinan troika yang mewakili kawasan Eropa, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan Yunani dalam memangkas anggaran dan berapa lama waktu yang dibutuhkan Yunani untuk mencapai target pengimplementasian reformasi.
Jika Yunani gagal dalam memuaskan keinginan troika terkait penghematan anggaran dan reformasi keuangan untuk mendapatkan dua paket bailout, hal itu akan mengancam kedudukan Yunani di Eropa.
Nasib Yunani?
Sebelumnya, Citigroup Inc menaikkan estimasi mereka terhadap kemungkinan Yunani terdepak dari kawasan Eropa dalam 12 hingga 18 bulan ke depan menjadi 90%. Citigroup beralasan, perekonomian global khususnya Eropa, semakin melemah. Pada prediksi sebelumnya, Citigroup memprediksi, kemungkinan Yunani untuk keluar dari keanggotaan Eropa hanya berkisar 50% hingga 75%.
"Sebelum digelarnya pemilu Yunani, anggota troika mencoba bersabar saat Yunani tak dapat memenuhi ekspektasi pada program yang dijalankan. Mereka berharap, pemerintahan baru yang terbentuk dapat mengembalikan program ke jalur yang sebenarnya. Namun, saat ini sangat jelas terlihat, kondisi di Yunani tak sesuai harapan," papar Michael Saunders, chief western European economist Citigroup di London.
Laporan Citigroup tersebut menuai kritik dari Robert Mundell, ekonom pemenang Nobel Prize. Mundell bilang, laporan Citigroup sama sekali tidak membantu siatuasi yang ada saat ini.
"Jika Yunani keluar dari euro, hal itu tidak mengubah fakta bahwa terdapat utang yang sangat besar di Eropa. Keluar dari euro serta devaluasi mata uang dapat menyebabkan peningkatan utang Yunani dua kali lipat dari yang ada saat ini," jelas Mundell.
Sementara itu, Venizelos, Pimpinan Partai Pasok menegaskan, terus berlangsungnya pembahasan mengenai keluarnya Yunani dari zona Eropa telah menghambat upaya negara untuk melakukan reformasi ekonomi serta menyakiti bangsa lain.
"Mengorbankan Yunani juga akan membunuh kawasan Eropa," tegas Venizelos. Dia juga bilang, merupakan hal yang sangat penting bahwa program bailout yang ada saat ini diperpanjang hingga akhir 2016 mendatang.