CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Di tengah kekacauan, pemerintahan Biden disebut setujui penjualan senjata ke Israel


Selasa, 18 Mei 2021 / 06:38 WIB
Di tengah kekacauan, pemerintahan Biden disebut setujui penjualan senjata ke Israel
ILUSTRASI. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersama dengan Wakil Presiden AS saat itu Joe Biden setelah Biden menandatangani buku tamu di kediaman perdana menteri di Yerusalem pada Maret 2010.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Joe Biden di AS kabarnya telah menyetujui potensi penjualan senjata berpemandu presisi senilai ratusan juta dollar ke Israel.

Beberapa sumber dari Kongres yang dikutip Reuters pada hari Senin (17/5) mengatakan parlemen AS diperkirakan tidak akan keberatan dengan kesepakatan tersebut meskipun ada kekerasan antara Israel dan militan Palestina.

Pihak Kongres telah mendapat pemberitahuan tentang penjualan senjata tersebut sejak bulan April sebagai bagian dari proses peninjauan informal. Pemberitahuan resmi diterima pada 5 Mei lalu.

Berdasarkan undang-undang yang berlaku di AS, pemberitahuan resmi memulai masa 15 hari bagi Kongres untuk menolak penjualan. Dalam kasus ini, Kongres sepertinya tidak akan menolak.

Reuters mengabarkan, penjualan Joint Direct Attack Munitions (JDAM) produksi Boeing dipertimbangkan untuk menjadi program rutin. Dalam kesepakatan bulan mei ini, AS disebut akan menjual JDAM dengan nilai mencapai US$ 735 juta. 

Baca Juga: Israel-Palestina bertempur, Presiden AS telepon Presiden Palestina

Saat dimintai keterangan, juru bicara Departemen Luar Negeri mencatat bahwa departemen tersebut tidak bisa memberikan komentar secara terbuka terkait aktiviitas penjualan komersial, termasuk perjanjian JDAM dengan Israel.

"Kami tetap sangat prihatin tentang kekerasan saat ini dan bekerja untuk mencapai ketenangan yang berkelanjutan," ungkap juru bicara sebagaimana dikutip Reuters.

Hingga saat ini, dukungan untuk Israel telah mendapatkan persetujuan baik dari anggota Demokrat maupun Republik di Kongres AS.

Di sisi lain, masih ada seruan dari beberapa Demokrat yang paling progresif untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Berdasarkan aturan, Kongres memang memiliki kemampuan untuk menolak penjualan. Namun Israel termasuk di antara segelintir negara yang kesepakatan militernya disetujui dalam proses yang dipercepat.

Atas dasar itu periode pertimbangan selama 15 hari akan secepatnya ditutup sebelum anggota parlemen dapat mengeluarkan resolusi ketidaksetujuan.

Selanjutnya: AS menyatakan siap membantu Palestina dan Israel jika gencatan senjata tercapai


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×