kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.134   66,00   0,41%
  • IDX 7.090   106,44   1,52%
  • KOMPAS100 1.059   18,57   1,79%
  • LQ45 832   15,44   1,89%
  • ISSI 215   2,37   1,12%
  • IDX30 424   8,09   1,94%
  • IDXHIDIV20 511   9,36   1,87%
  • IDX80 121   2,07   1,75%
  • IDXV30 125   0,81   0,65%
  • IDXQ30 142   2,54   1,83%

Di Tengah Krisis Perbankan, Bank Besar di AS Alami Lonjakan Deposito


Senin, 27 Maret 2023 / 14:26 WIB
Di Tengah Krisis Perbankan, Bank Besar di AS Alami Lonjakan Deposito
ILUSTRASI. Bank Wells Fargo. REUTERS/Rick Wilking/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD - SEARCH GLOBAL BUSINESS 10 APRIL FOR ALL IMAGES


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Krisis sektor perbankan yang belakangan menghantam bank-bank regional di Amerika Serikat tak melulu memberi dampak buruk, nyatanya bank-bank besar mendapat keuntungan dari prahara ini.

Dilansir dari laman Yahoo Finance, Senin (27/3), kegagalan yang terjadi pada Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank memang mengguncang pasar, namun persepsi bahwa bank-bank besar akan mengalami kegagalan tampak berbanding terbalik dimana para nasabah mencari keamanan lebih di bank besar.

“Ada rasa aman untuk memindahkan aset-aset tersebut. Sekarang, apakah itu nyata atau tidak, saya pikir kita akan mengetahuinya. Namun saya rasa ada rasa aman untuk memindahkan dana ke bank-bank besar dan deposito ke bank-bank besar tersebut," ujar kepala strategi investasi AS, Michael Arone.

Bank-bank seperti First Republic (FRC) dan PacWest Bancorp (PACW) berjuang melawan penurunan deposito, namun bank-bank besar seperti JPMorgan (JPM), Citigroup (C), Wells Fargo (WFC), dan Bank of America (BAC) justru mengalami lonjakan deposito.

Baca Juga: Korea Selatan Bakal Menyalip China Untuk Investasi Peralatan Produsen Chip di 2024

Secara keseluruhan saham-saham bank telah terpukul, tetapi saham bank besar relatif lebih kuat dibandingkan dengan saham bank regional yang terus mengalami tekanan penjualan.

Sepanjang Februari, saham JPMorgan turun 6,6%, Citigroup turun 10,9%, dan Wells Fargo turun 17,5% karena para investor masih gelisah akan masalah likuiditas.

Pada saat yang sama, saham First Republic Bank anjlok 86,7% sementara bank-bank regional seperti Zions Bancorp (ZION), PacWest, dan Western Alliance (WAL) mengalami penurunan masing-masing 35,7%, 59,9%, dan 51,3%.

Lebih lanjut, para ahli mengatakan bahwa krisis perbankan yang terjadi belakangan ini kemungkinan akan merubah lanskap perbankan sekali lagi.

"Goncangan saat ini telah menciptakan banyak keraguan terhadap bank-bank kecil dan regional, dan akan menjadi sebuah tragedi jika bank-bank itu hilang," tutur CEO Tassat Group, Kevin Greene.

Baca Juga: Saudi Aramco Gandeng Mitra Asal Tiongkok untuk Bangun Kilang Minyak

Dia memperingatkan bahwa AS dapat bergerak ke arah model perbankan yang mirip dengan sistem Eropa, yang memiliki lebih sedikit institusi. Menurutnya, ini telah terbukti tidak baik dalam hal produktivitas, pertumbuhan ekonomi, dan inovasi.

Greene menekankan, jumlah bank-bank kecil dan menengah yang beroperasi di seluruh AS yang dekat dengan usaha-usaha kecil dan para peminjam merupakan kekuatan ekonomi AS, dan harus dipertahankan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×