Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Generasi Z di Amerika Serikat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang, terutama untuk urusan kencan di tengah meningkatnya biaya hidup. Hal ini terungkap dalam survei terbaru dari Bank of America (BofA) yang dirilis Rabu (30/7).
Dalam survei terhadap lebih dari 900 responden berusia 18 hingga 28 tahun, lebih dari 50% mengaku tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk berkencan. Sementara dari mereka yang tetap mengeluarkan uang, 25% pria dan 30% wanita menghabiskan kurang dari US$ 100 (sekitar Rp 1,6 juta) per bulan untuk kegiatan kencan.
Para responden juga menekankan pentingnya tanggung jawab finansial dalam hubungan romantis.
Baca Juga: Didominasi Gen Z dan Milenial, Nasabah Blu by BCA Hampir Tembus 3 Juta per Juni 2025
"Gen Z mulai merasakan bahwa menjadi dewasa datang dengan biaya yang cukup tinggi. Mereka sangat merasakan tekanan dari meningkatnya biaya hidup secara keseluruhan," kata Holly O’Neill, Presiden Divisi Consumer, Retail, dan Preferred Banking Bank of America. Mereka yang saat ini berusia belasan hingga akhir 20-an kini lebih jarang makan di luar, berbelanja kebutuhan pokok di tempat yang lebih terjangkau, dan mulai menerapkan anggaran yang ketat.
Lebih dari separuh responden menyatakan sedang meningkatkan tabungan mereka, sementara 24% lainnya fokus melunasi utang sebagai strategi memperbaiki kondisi keuangan.
Kenaikan harga barang mulai dari kopi hingga peralatan audio dan furnitur rumah menyebabkan inflasi meningkat pada bulan Juni. Para ekonom menilai ini sebagai dampak dari kebijakan tarif impor tambahan yang diberlakukan pemerintahan Trump, yang mulai membebani konsumen.
Survei juga menunjukkan lebih dari separuh responden merasa penghasilan mereka belum mencukupi untuk menjalani gaya hidup yang diinginkan. Sebanyak 55% mengaku tidak memiliki tabungan darurat yang cukup untuk menutupi kebutuhan selama tiga bulan.
Baca Juga: Gen Z Minim Literasi Finansial, Ini Tips Atur Uang agar Tak Boros
Namun, ketergantungan Gen Z terhadap dukungan finansial dari orang tua dan keluarga mengalami penurunan. Hanya 39% responden yang masih menerima bantuan finansial dari keluarga, turun dari 46% tahun lalu. Jumlah bantuannya pun mengecil: hanya 22% yang menerima lebih dari US$ 1.000 per bulan, dibandingkan 32% tahun lalu. Sementara itu, lebih dari separuh hanya menerima di bawah US$ 500, naik dari 44% tahun lalu.
"Mereka mulai menantang stereotip bahwa anak muda tidak bisa mengelola uang," kata O’Neill. Dia menambahkan, meskipun menghadapi tekanan ekonomi dan biaya hidup yang tinggi, Gen Z bekerja keras untuk mencapai kemandirian finansial.