Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Hubungan pertahanan antara Rusia dan Myanmar telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, dengan Moskow memberikan pelatihan militer dan beasiswa universitas.
Tidak hanya itu, Rusia menjual senjata ke militer Myanmar yang masuk daftar hitam oleh beberapa negara Barat atas tuduhan kekejaman terhadap warga sipil.
Rusia adalah sumber setidaknya 16% persenjataan yang Myanmar peroleh dari 2014 hingga 2019, menurut sebuah studi tahun 2020 oleh Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.
Yadanar Maung, perwakilan kelompok kampanye Justice for Myanmar, mengatakan, Rusia melegitimasi junta dan menyerukan masyarakat internasional untuk memberlakukan embargo senjata global.
"Rusia terlibat dalam kampanye teror militer terhadap rakyat," sebut Yadanar Maung kepada Reuters. "Kami terkejut, para pejabat Rusia melakukan perjalanan ke Myanmar untuk melegitimasi junta militer ilegal".