Reporter: Rika Theo, Al Jazeera, Reuters |
MESIR. Demonstrasi penuh kemarahan pada film The Innocence of Muslims menyebar di Timur Tengah hingga Afrika Utara. Kedutaan Besar Amerika Serikat di berbagai negara harus menahan protes massa.
Di ibukota Yemen, Sanaa, massa mencopot tanda kedutaan di tembok luar gedung kedutaan AS, menurunkan bendera AS dan membakarnya. Tembakan peringatan dan serangan meriam air dilakukan untuk mengusir mereka.
Di Teheran, Iran, 500 orang berdemo sambil menyerukan, “Mati untuk Amerika!” dan mati untuk si sutradara film, Sam Becile. Demonstrasi berlangsung di dekat kedutaan Swiss yang menangani kepentingan AS sejak hubungan diplomasi Iran-AS putus. Dua jam kemudian, untungnya aksi protes bubar dengan damai.
Demonstrasi di Mesir lebih parah dan sudah berlangsung tiga hari lamanya. Presiden Mesir Mohamed Morsi mengutuk film yang telah menyulut kekacauan di negaranya itu.
“Kami, orang Mesir, menolak segala bentuk hinaan terhadap nabi kami. Saya mengutuk dan menentang siapapun yang menghina nabi. Namun tugas kamilah untuk melindungi tamu dan pengunjung dari luar negeri. Saya meminta siapapun memikirkan hal itu, agar tidak melanggar hukum Mesir dan menyerang kedutaan,” tegasnya.
Massa telah berseteru dengan polisi di luar Kedutaan Besar AS di Kairo. Sekitar 30 orang terluka, termasuk 10 polisi anti huru-hara yang terlibat bentrok kemarin malam. Polisi menggunakan gas air mata untuk mengusir massa dan telah menangkap 12 orang.
Bendera AS juga dibakar di luar Kedubes AS di Tunis, Tunisia.
Innocence of Muslims, film yang mengejek Nabi Muhammad dituding diproduksi di Amerika Serikat. Film itu ditayangkan di Youtube dalam dubbing bahasa Arab.
Reaksi keras datang dari pemerintah Afghanistan yang langsung melarang Youtube untuk waktu yang tak ditentukan.
Sementara itu, Presiden AS Barrack Obama meminta para pemimpin Mesir dan Libya bekerja sama setelah kekerasan yang terjadi di Kairo dan Benghazi.
Obama mendesak Mesir untuk berpegang pada komitmennya melindungi personil dan fasilitas diplomatik AS di sana. Obama juga meminta Libya bekerja sama dengan otoritas AS untuk mengusut siapa di balik penyerangan berdarah ke konsulat AS.
Di tempat yang berbeda hari ini , Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan bahwa pemerintah AS tak ada sangkut pautnya dengan film anti-Islam itu.
“Kami sepenuhnya menolak isi dan pesan video itu. Bagi kami, bagi saya sendiri, video ini menjijikkan dan tercela. Video itu muncul dengan maksud sinis mendalam: untuk merendahkan agama besar dan menyulut kemarahan,” tuturnya.
Clinton menjelaskan tentang kebebasan berpendapat di AS dan bahwa ada banyak pandangan berbeda di dunia soal batasan kebebasan berpendapat. Tapi, kata dia, seharusnya tak perlu diperdebatkan lagi bahwa membalas pendapat dengan kekerasan tak bisa diterima.