CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Dibayangi Covid-19, warga Singapura akan menentukan pilihan hidup hari ini!


Jumat, 10 Juli 2020 / 06:50 WIB
Dibayangi Covid-19, warga Singapura akan menentukan pilihan hidup hari ini!
ILUSTRASI. Warga Singapura beraktivitas di Orchard Road. REUTERS/Edgar Su


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Warga Singapura akan memberikan suara mereka pada hari Jumat (19/7/2020) di bawah bayangan kelabu pandemi Covid-19. Dalam memberikan suara nanti, mereka diharuskan mengenakan masker dan sarung tangan. Pandemi corona telah menekan ekonomi negara-kota menuju resesi terdalam dan telah menjadikan ketersediaan lapangan pekerjaan sebagai fokus pemilihan.

Melansir Reuters, berkuasa sejak kemerdekaan pada tahun 1965, Partai Aksi Rakyat yang berkuasa diharapkan membawa kembali Perdana Menteri Lee Hsien Loong ke kemenangan lain, dan mungkin kemenangan final.

Putra dari Lee Kuan Yew, pemimpin pendiri Singapura, Lee telah memegang jabatan perdana sejak 2004. Akan tetapi, pada usia 68 tahun, ia telah mengutarakan niatnya untuk mundur di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Corona di Korea: Kasus impor Covid-19 melonjak ke rekor terbanyak sejak 5 April

Hasil jajak pendapat akan diawasi dengan ketat karena hal itu dilihat sebagai ukuran persetujuan untuk tanggapan pemerintah terhadap krisis virus corona dan generasi pemimpin berikutnya. Perubahan kecil dalam popularitas PAP dapat menyebabkan perubahan kebijakan besar.

Sebagai contoh, ketika kekhawatiran tentang imigrasi dan lapangan pekerjaan berkobar pada 2011, hasil jajak pendapat PAP berada di rekor terendah yakni 60% suara dan akhirnya memperketat aturan perekrutan internasional untuk mengatasi sensitivitas pemilih.

Baca Juga: Pemerintah Singapura melarang pasien Covid-19 ikut pemilu

Dan ketika Singapura menghadapi krisis pandemi corona, kekhawatiran ini muncul kembali.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×