kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,52   -28,21   -3.04%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diduga Kekurangan Pasukan, Rusia Bakal Perluas Batas Usia Wajib Militer


Jumat, 13 Januari 2023 / 13:39 WIB
Diduga Kekurangan Pasukan, Rusia Bakal Perluas Batas Usia Wajib Militer
ILUSTRASI. Para wajib militer Rusia dipanggil untuk dinas militer selama draft musim gugur tahunan di Omsk, Rusia 10 November 2022. REUTERS/Alexey Malgavko


Sumber: TASS | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia diprediksi akan segera memperluas batas wajib militer bagi warganya dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah pasukan hingga 30%.

Ketua komite pertahanan parlemen Rusia, Andrei Kartapolov, pada hari Kamis (12/1) mengatakan bahwa batas minimum akan dinaikkan menjadi 21 tahun, sementara batas maksimum menjadi 30 tahun.

"Rusia dapat menaikkan batas usia wajib militer menjadi 30 tahun untuk pendaftaran musim semi tahun ini. Setelah masa transisi, satu sampai tiga tahun, batas bawah akan dinaikkan dari 18 menjadi 21 tahun," kata Kartapolov seperti dikutip TASS.

Baca Juga: Rusia: Saat Ini Kami Sedang Melawan NATO di Ukraina

Rencana ini memang telah mendapat dukungan Presiden Vladimir Putin sejak bulan Desember lalu. Putin memberi restu kepada kementerian pertahanan untuk menaikkan rentang usia wajib militer menjadi 21-30 tahun, dari yang saat ini ada di rentang 18-27 tahun.

Sayangnya, rencana ini mengundang kritik dari banyak pihak. Langkah ini dianggap sebagai upaya terbuka untuk menutup kekurangan tenaga kerja yang besar akibat kerugian besar dalam perang di Ukraina.

Kritik tersebut disangkal oleh Kartapolov. Ia menegaskan bahwa jumlah pasukan tidak akan bertambah setelah aturan baru diterapkan.

"Jumlah wajib militer yang kami miliki menurun setiap tahun. Dan jumlah itu tidak akan bertambah," katanya.

Baca Juga: Rusia Umumkan Jumlah Peralatan Tempur Ukraina yang Hancur Selama Perang

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu telah menguraikan rencana untuk meningkatkan jumlah personel tempur menjadi 1,5 juta dari 1,15 juta. Angkatan bersenjata Rusia adalah campuran tentara kontrak dan wajib militer. 

Peran wajib militer di Ukraina mendapat sorotan tajam sejak invasi Rusia dimulai bulan Februari tahun lalu. Kementerian pertahanan pun mengakui beberapa telah dikirim untuk berperang di sana. Di sisi lain, Putin sempat menyatakan bahwa hal itu tidak akan terjadi.

Bulan September lalu, Rusia mengumumkan mobilisasi pertamanya sejak Perang Dunia Kedua dengan memanggil lebih dari 300.000 mantan tentara, termasuk mantan peserta wajib militer, untuk mendukung perang di Ukraina.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×