Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Menurut data yang diperoleh dari Boston Athletic Association terdapat dua warga Indonesia yang mengikuti ajang tahunan marathon Boston yang berakhir dengan ledakan bom. Ledakan di dekat garis finish lomba marathon di Boston telah menewaskan sedikitnya dua orang dan setidaknya 71 orang luka-luka.
Dari data Boston Athletic Association itu yang dikutip VOA Indonesia, dua warga Indonesia yang mengikuti marathon tahunan itu adalah Wati Hlusak dari Minnesotta dan Direktur Utama Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Jerry Ng, yang khusus datang dari Indonesia. Berikut wawancara VOA dengan Jerry Ng.
VOA: Menurut daftar di Boston Marathon, Anda adalah salah satu pelari dari Indonesia. Bagaimana kejadiannya dan di mana Anda berada ketika ledakan terjadi?
Jerry Ng: Saya berada kira-kira 1 km dari garis finish. Tiba-tiba kita diberhentikan. I didn’t even manage to get into the finishing line.
VOA: Waktu kejadian berlangsung apa yang dilakukan panitia pada saat itu?
Jerry: Saya rasa masih agak bingung, ya, soalnya informasinya juga masih agak simpang siur, jadi mereka hanya mengatakan bahwa terjadi insiden di garis finish dan oleh karena itu para pelari harus berhenti.Itu saja. And then they asked everybody else to wait for further information.
VOA: Apakah Anda mendengar ledakan tersebut?
Jerry: Saya tidak. Karena mungkin masih berjarak 1 kilometer.
VOA: Apa yang ada di benak Anda pada waktu marathon ini dihentikan?
Jerry: Kebetulan isteri saya dengan teman juga menonton di garis finish, jadi saya ingin tahun apakah mereka baik-baik saja. Saya mencoba menelepon dengan meminjam dari orang sekitar, tapi jaringan sibuk sehingga saya tidak berhasil menghubungi. So I just walked back.
VOA: Bagaimana keadaan isteri Anda?
Jerry: She’s fine. Everybody’s fine.
VOA: Waktu ledakan terjadi, di mana isteri Anda?
Jerry: Saya tidak tahu persis, tapi mereka jalan kembali ke hotel.
VOA: Lalu bagaimana keadaan kota Boston saat ini?
Jerry: Saya tidak tahu, karena saya kembali ke hotel
VOA: Ada ketakutan untuk keluar karena situasi New York, DC, San Francisco, dan Boston pengamanannya diketatkan?
Jerry: Saya rasa begitu. But life goes on. We cannot live under fear. Anything can happen anyway.
VOA: Bagaimana persiapan Anda dalam melakukan marathon ini?
Jerry: Karena kebetulan sudah biasa lari marathon, jadi persiapannya seperti biasa saja.
VOA: Sudah berapa kali Anda mengikuti marathon sebesar ini?
Jerry: Mungkin 18 atau hampir 20. Pernah di New York, pernah di Berlin, pernah di Stockholm, pernah di Tokyo, di Gold Coast, di Singapura. Do Boston ini, baru untuk pertama kali.
VOA: Kabarnya Anda mengikuti marathon ini untuk misi sosial?
Jerry: Betul. "Dream Big" itu adalah suatu yayasan amal yang membantu remaja yang kurang mampu. Jadi saya ikut menggalang dana untuk kegiatan amal tersebut dengan berlari dalam marathon ini.
Sumber: VOA via Kompas.com