kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditemukan di Singapura dan Malaysia, virus corona bermutasi 10 kali lebih menular


Rabu, 19 Agustus 2020 / 00:05 WIB
Ditemukan di Singapura dan Malaysia, virus corona bermutasi 10 kali lebih menular


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Mutasi virus corona baru yang 10 kali lebih menular baru-baru ini terdeteksi di Malaysia. Ternyata, jenis virus corona yang bermutasi menjadi sangat menginfeksi tersebut juga ditemukan di Singapura.

Paul Tambyah, konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengatakan kepada Reuters, mutasi D614G dari virus corona juga telah terdeteksi di Singapura.

Bahkan, Dr Sebastian Maurer-Stroh, Wakil Direktur Eksekutif Penelitian Agency for Science, Technology and Research (A*STAR), Selasa (18/8), mengungkapkan, mutasi D614G telah terdeteksi sejak akhir Februari lalu.

Baca Juga: Terdeteksi di Malaysia, virus corona bermutasi jadi 10 kali lebih menular

Namun, dia menyebutkan, tindakan penahanan saat ini berhasil "mencegah penyebaran skala besar" dari mutasi virus corona tersebut di Singapura.

"Karena varian ini telah beredar secara global, maka bisa ada di negara mana pun, dan setiap negara dengan pengawasan aktif telah melihatnya, terutama terkait dengan kasus impor dari pelancong," kata Dr Maurer-Stroh kepada Channel News Asia.

Menurut dia, virus corona berevolusi secara alami melalui seleksi, dan kebanyakan mutasi tidak berpengaruh. Mutasi lain mungkin tidak menyebabkan gejala klinis yang lebih parah, tetapi membuat virus itu "lebih berhasil dibanding yang lain".

Tidak berarti virus akan menjadi lebih ganas 

Namun, ini tidak berarti virus akan menjadi lebih ganas. Sebaliknya, bisa membuat virus lebih ringan atau tanpa gejala, menyebabkan infeksi yang lebih lama dan tidak terdeteksi, Dr Maurer-Stroh menjelaskan.

Hanya, dalam kasus yang lebih jarang, virus bisa mengembangkan kemampuan yang meningkat untuk mengikat sel manusia. Lalu, meningkatkan replikasi atau penghindaran respons inang, yang meningkatkan penularan dan keparahan virus.

"Saat wabah berkembang dari waktu ke waktu dan lebih banyak data tersedia, varian baru akan muncul. Ini adalah bagian dari evolusi alami virus yang biasanya tidak terkait dengan perbedaan dalam virulensi," kata Dr Maurer-Stroh.

Baca Juga: Korea Selatan: Krisis virus corona saat ini jauh lebih besar dari wabah awal

Pada Minggu (16/8), Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mendesak kewaspadaan publik yang lebih besar setelah pihak berwenang mendeteksi mutasi D614G dari virus korona dalam dua kluster baru-baru ini.

Noor Hisham mengatakan, strain baru dari virus corona yang terdeteksi 10 kali lebih menular. Sehingga, vaksin yang saat ini sedang dikembangkan mungkin tidak efektif melawan mutasi ini.




TERBARU

[X]
×