kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.322   -28,00   -0,17%
  • IDX 7.379   92,25   1,27%
  • KOMPAS100 1.042   3,89   0,37%
  • LQ45 790   2,14   0,27%
  • ISSI 245   3,44   1,43%
  • IDX30 409   1,44   0,35%
  • IDXHIDIV20 468   1,34   0,29%
  • IDX80 117   0,44   0,38%
  • IDXV30 119   0,56   0,47%
  • IDXQ30 130   0,18   0,14%

Dolar AS Bersiap Mencatatkan Penguatan Mingguan Kedua Berturut-turut Jumat (18/7)


Jumat, 18 Juli 2025 / 08:58 WIB
Dolar AS Bersiap Mencatatkan Penguatan Mingguan Kedua Berturut-turut Jumat (18/7)
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Euro and Dollar banknotes are seen in a picture illustration taken October 19, 2016. REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. Dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan penguatan mingguan kedua berturut-turut terhadap mata uang utama dunia, didorong oleh serangkaian data ekonomi yang solid.

Data ini memperkuat pandangan bahwa The Fed masih memiliki ruang untuk menahan pemangkasan suku bunga lebih lanjut dalam waktu dekat.

Melansir Reuters, Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 98,456 pada perdagangan Jumat (18/7) pukul 00.38 GMT.

Angka ini menempatkan dolar di jalur penguatan mingguan sebesar 0,64%, melanjutkan reli minggu sebelumnya yang mencapai 0,91%.

Baca Juga: Dolar AS Menguat Ditopang Efek Tarif Terbaru Trump, Rupiah Makin Lesu

Pada Kamis (17/7), indeks dolar sempat menyentuh level tertinggi sejak 23 Juni di 98,951. Penguatan ini dipicu oleh laporan penjualan ritel AS yang rebound di atas ekspektasi pada Juni, serta klaim tunjangan pengangguran mingguan yang turun ke posisi terendah dalam tiga bulan terakhir.

Di sisi lain, data inflasi konsumen awal pekan ini menunjukkan lonjakan tertinggi dalam lima bulan, mengindikasikan mulai terasa dampak kebijakan tarif terhadap harga.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 45 basis poin hingga akhir tahun, sedikit turun dari ekspektasi 50 bps pada awal pekan.

Meski demikian, dolar masih melemah 9,3% sepanjang tahun 2025, seiring aksi jual tajam pada Maret dan April yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump yang dianggap tidak konsisten.

Kombinasi belanja fiskal besar-besaran dan pemangkasan pajak turut menambah kekhawatiran investor terhadap keberlanjutan fiskal AS.

Ketidakpastian juga meningkat akibat tekanan politik terhadap bank sentral. Awal pekan ini, dolar sempat terguncang oleh spekulasi bahwa Trump akan memecat Ketua The Fed Jerome Powell, sebelum akhirnya pulih setelah kabar tersebut dibantah.

Baca Juga: Rupiah Masih Akan Tertekan di Akhir Pekan

Trump sendiri secara terbuka menyebut bahwa suku bunga seharusnya berada di bawah 1%, jauh dari kisaran saat ini yaitu 4,25%-4,5%.

“USD tetap rentan terhadap tekanan jika kepercayaan investor terhadap kebijakan ekonomi AS terus menurun,” tulis analis Commonwealth Bank of Australia dalam catatan kepada klien.

Mereka menyebut penurunan dolar saat isu pemecatan Powell merebak sebagai contoh nyata.

Yen Tertekan, Stabilitas Politik Jepang Dipertaruhkan

Sementara itu, yen Jepang terus melemah menjelang pemilu majelis tinggi pada Minggu (20/7), di tengah kekhawatiran koalisi yang berkuasa akan kehilangan mayoritas.

Ketidakpastian politik ini dapat mengganggu arah kebijakan ekonomi dan memperumit negosiasi tarif dengan AS.

Dolar stabil di ¥148,60 terhadap yen, mendekati level tertinggi 3,5 bulan di ¥149,19 yang tercapai Rabu. Sepanjang pekan, dolar naik 0,73% terhadap yen.

Jepang kini berpacu dengan waktu untuk mencegah penerapan tarif 25% dari AS yang dijadwalkan berlaku mulai 1 Agustus.

Negosiasi masih berlangsung antara negosiator perdagangan Jepang, Ryosei Akazawa, dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick.

Baca Juga: Dolar Menguat Jelang Data Ritel AS, Yen Lesu di Tengah Ketidakpastian Pemilu Jepang

Euro dan Sterling Bangkit Tipis, Bitcoin Masih di Atas US$119.000

Euro menguat 0,25% menjadi US$1,1626 pada Kamis, pulih dari posisi terendah tiga pekan di US$1,1556 yang dicapai sehari sebelumnya. Namun, secara mingguan euro masih terkoreksi 0,59%.

Poundsterling juga naik 0,13% ke level US$1,3436, memperkecil pelemahan mingguan menjadi 0,41%.

Sementara itu, Bitcoin bertahan di kisaran tinggi, diperdagangkan di US$119.899 atau naik 0,35% pada hari itu.

Kripto utama ini sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$123.153,22, didorong oleh disahkannya undang-undang di Kongres AS yang membentuk kerangka hukum untuk stablecoin yang dipatok pada dolar.

Selanjutnya: Cek Rekomendasi Saham Pilihan dari MNC Sekuritas untuk Hari Ini (18/7)

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian 1 Juli 2025, Emas Galeri 24 dan UBS Bergerak Fluktuatif




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×