kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Dolar AS Merosot Setelah Trump Usulkan Tarif 50% untuk Uni Eropa


Sabtu, 24 Mei 2025 / 05:57 WIB
Dolar AS Merosot Setelah Trump Usulkan Tarif 50% untuk Uni Eropa
ILUSTRASI. Photo by Farzaneh Khademian/ABACAPRESS.COM. Dolar AS anjlok secara keseluruhan pada hari Jumat (23/5), setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan perang dagangnya.


Sumber: Reuters | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dolar AS anjlok secara keseluruhan pada hari Jumat (23/5), setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan perang dagangnya, merekomendasikan agar Uni Eropa dikenakan tarif 50% mulai 1 Juni 2025.

Hal itu kembali memicu kekhawatiran tentang dampak bea masuk terhadap ekonomi dunia dan perdagangan global.

Melansir dari Reuters, Trump mengatakan dalam komentar di media sosial bahwa UE "sangat sulit diajak berurusan" dan "diskusi kami dengan mereka tidak menghasilkan apa-apa."

Ia mengancam dalam posting terpisah akan mengenakan tarif 25% pada iPhone Apple yang tidak dibuat di Amerika Serikat, serta Samsung dan produsen telepon pintar lainnya.

"Tema utama yang membebani dolar saat ini adalah hilangnya kepercayaan pada kebijakan AS," kata Elias Haddad, ahli strategi pasar senior di Brown Brothers Harriman di London. 

"Ada perang dagang yang sedang berlangsung dan itu menyebabkan negara-negara menilai kembali ketergantungan mereka pada AS." tambahnya. 

Baca Juga: Wall Street Anjlok karena Ancaman Tarif Trump Picu Ketidakpastian Pasar

Dalam perdagangan sore, dolar merosot 1% terhadap yen Jepang yang merupakan aset safe haven menjadi 142,48 yen setelah sebelumnya jatuh ke level terendah dalam dua minggu. 

Selama seminggu, dolar AS turun 2,2% terhadap mata uang Jepang, yang berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak 7 April.

Euro naik 0,8% terhadap dolar AS menjadi $1,1363. Sebelumnya dalam sesi tersebut, euro menyentuh level tertinggi dalam dua minggu, dan berada di jalur kenaikan mingguan terbesar dalam enam minggu.

Indeks dolar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang mata uang, turun 0,8% menjadi 99,09, mencapai level terendah dalam tiga minggu.

Selama seminggu, dolar AS turun 1,9%, yang berada di jalur penurunan persentase mingguan terbesar sejak awal April.

Menteri Keuangan Scott Bessent mencatat bahwa komentar tarif Trump merupakan respons terhadap kecepatan pembicaraan tarif Uni Eropa, dengan mencatat bahwa presiden AS tidak yakin tawaran perdagangan Uni Eropa kepada Amerika Serikat memiliki kualitas yang memadai.

Saham AS juga turun seiring dengan dolar.

Jayati Bharadwaj, ahli strategi valuta asing global di TD Securities, mengatakan bahwa penjualan dolar dan saham secara bersamaan menyoroti kegagalan mata uang AS tahun ini untuk bertindak sebagai mata uang yang aman.

"Korelasi dolar dengan ekuitas juga rusak ... telah berubah total dalam beberapa minggu terakhir dan kami memperkirakan akan tetap seperti itu. Itu karena risiko yang telah kita hadapi sejak awal tahun berpusat pada AS," tambahnya.

Sementara itu, mata uang Jepang mendapat dorongan sebelumnya dari data yang menunjukkan inflasi inti Jepang meningkat pada laju tahunan tercepatnya dalam lebih dari dua tahun pada bulan April, meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lagi pada akhir tahun dari Bank Jepang. 

Data tersebut menggarisbawahi dilema yang dihadapi Bank Jepang, yang harus bergulat dengan tekanan harga dari inflasi pangan yang terus-menerus serta hambatan ekonomi dari tarif Trump.

Obligasi pemerintah Jepang superpanjang juga telah mencapai rekor tertinggi minggu ini, meskipun imbal hasilnya turun pada hari Jumat.

Setelah Moody's minggu lalu menurunkan peringkat utang AS, perhatian investor telah terfokus pada tumpukan utang negara sebesar US$36 triliun dan tagihan pajak Trump, yang dapat menambah triliunan dolar lagi.

RUU terkait pajak baru saja lolos tipis di DPR AS yang dikuasai oleh Partai Republik dan sekarang menuju Senat untuk dibahas lebih lanjut. 

Pembahasan ini mungkin akan menjadi perdebatan selama berminggu-minggu dan memberikan sentimen negatif bagi investor dalam jangka pendek. 

Sterling menguat 0,9% terhadap dolar menjadi $1,3533 setelah sebelumnya naik ke level tertinggi lebih dari tiga tahun. Untuk minggu ini, pound naik 1%, membukukan kenaikan mingguan terbesarnya dalam lima minggu.

Baca Juga: Tarif Trump Memukul Industri Barang Mewah di Eropa, Saham Anjlok

Selanjutnya: Pemutihan Pajak Mobil & Motor Mei 2025 Berlaku Di Jateng-Banten-Jabar-Bali-Kalimantan

Menarik Dibaca: Dicari Pejuang Diet! Resep Kue Cokelat Tanpa Tepung, Lembut dan Enak Maksimal




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×