Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar AS stabil di level tertinggi tiga bulan pada perdagangan Selasa (4/11/2025), setelah pasar memangkas ekspektasi pemangkasan suku bunga jangka pendek oleh Federal Reserve (The Fed) di tengah sinyal berbeda dari para pejabat bank sentral Amerika Serikat.
Melansir Reuters, Indeks dollar index, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,1% ke level 99,99, tertinggi sejak Agustus.
Euro melemah 0,11% ke US$1,1506, sementara pound sterling turun 0,13% ke US$1,312.
Baca Juga: Samsung Dihukum Bayar Ganti Rugi US$191,4 Juta atas Pelanggaran Paten OLED di AS
Yen Jepang juga tertekan di kisaran ¥154,38 per dolar AS, mendekati level terlemah dalam delapan setengah bulan terakhir, memicu kekhawatiran intervensi pasar oleh otoritas Tokyo.
The Fed memangkas suku bunga pekan lalu, namun Ketua Jerome Powell menegaskan langkah tersebut bisa menjadi pemangkasan terakhir tahun ini.
Berdasarkan CME FedWatch Tool, peluang pasar terhadap pemangkasan suku bunga Desember kini turun menjadi 65%, dari 94% sepekan sebelumnya.
Perubahan ekspektasi ini menjadi faktor utama penguatan dolar. Namun, pasar kini kekurangan panduan karena banyak data ekonomi resmi tidak dirilis akibat penutupan sebagian pemerintahan federal AS, yang merupakan yang terpanjang kedua dalam sejarah negara itu.
Baca Juga: Bursa Australia Melemah Tertekan Sektor Tambang & Energi, Pasar Tunggu Keputusan RBA
Investor kini mengandalkan data alternatif, seperti laporan ketenagakerjaan ADP dan survei manufaktur ISM, untuk mengukur kondisi ekonomi AS. Data ISM menunjukkan manufaktur AS masih terkontraksi selama delapan bulan berturut-turut hingga Oktober.
Strategis MUFG memperingatkan bahwa semakin lama penutupan pemerintahan berlangsung, semakin besar dampaknya terhadap ekonomi.
“Powell tampaknya ingin menghindari kesan bahwa pasar memaksa The Fed untuk memangkas suku bunga,” tulis mereka dalam catatan riset.
Di sisi lain, Bank of Japan (BOJ) masih mempertahankan suku bunga ultra-rendah.
Gubernur Kazuo Ueda memang memberi sinyal kemungkinan kenaikan pada Desember, namun pasar menilai langkah itu masih terlalu hati-hati.
Yen kini mendekati level yang pernah memicu intervensi pemerintah Jepang pada 2022 dan 2024.
Baca Juga: PMI Manufaktur Jepang Sentuh Level Terendah 19 Bulan, Sektor Otomotif & Chip Terpukul
Sementara itu, dolar Australia (Aussie) bergerak datar di US$0,6535 menjelang keputusan kebijakan moneter Reserve Bank of Australia (RBA).
Meski inflasi kuartal III masih panas, bank sentral diperkirakan akan menahan suku bunga.
“Komentar hawkish atau revisi naik terhadap proyeksi inflasi RBA bisa membuat pasar membatalkan ekspektasi pemangkasan suku bunga, yang akan menopang AUD/USD,” ujar Kristina Clifton, ekonom senior Commonwealth Bank of Australia.













