Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap yen Jepang pada Rabu (23/7/2025), setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Jepang menjelang tenggat waktu tarif impor yang semakin dekat.
Trump menyatakan bahwa kesepakatan ini akan mendorong investasi Jepang senilai US$550 miliar ke AS. Selain itu, tarif impor produk Jepang ke AS ditetapkan sebesar 15%.
Baca Juga: Trump Umumkan Kesepakatan Dagang dengan Jepang, Termasuk Tarif Mobil 15%
Dengan tenggat waktu 1 Agustus yang semakin dekat sebelum pemberlakuan tarif impor secara luas terhadap mitra dagang, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Senin (21/7) mengatakan bahwa pemerintah lebih mengutamakan kualitas kesepakatan dagang ketimbang waktu implementasinya.
Ketika ditanya apakah tenggat tersebut bisa diperpanjang bagi negara-negara yang masih terlibat dalam negosiasi produktif dengan Washington, Bessent menyebut keputusan akhir berada di tangan Trump.
Ketidakpastian mengenai masa depan kebijakan tarif global membuat pasar valuta asing bergerak dalam kisaran sempit. Sementara itu, indeks saham di Wall Street terus mencetak rekor tertinggi.
Indeks dolar AS tercatat turun 0,4% ke level 97,423. Dolar diperdagangkan di posisi 146,65 yen, tidak banyak berubah dari sesi sebelumnya saat sempat melemah 0,5%.
Baca Juga: Harga Emas Naik, Terdorong Pelemahan Dolar AS yang Berkelanjutan
Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyebut Jepang akan membuka akses pasar bagi mobil, truk, beras, dan sejumlah produk pertanian asal AS.
Pengumuman tersebut datang setelah pertemuan Trump dengan kepala negosiator tarif Jepang, Ryosei Akazawa, di Gedung Putih pada Selasa (22/7/2025), menurut laporan surat kabar Asahi.
Sementara itu, euro berada di US$1,1745, turun 0,1% di sesi Asia. Pound sterling stabil di US$1,35285. Dolar Australia diperdagangkan di US$0,65555, nyaris tak berubah. Dolar Selandia Baru menguat tipis 0,07% ke US$0,6007.
Pelaku pasar juga mencermati kekhawatiran terhadap independensi Federal Reserve. Trump terus mengkritik Gubernur The Fed Jerome Powell dan mendesaknya mundur karena enggan memangkas suku bunga.
Baca Juga: Dolar AS yang Loyo Mengangkat Harga Emas di Akhir Pekan
Namun, Bessent memberikan pernyataan yang lebih lunak pada Senin. Ia mengatakan Powell tidak perlu segera mengundurkan diri dan dapat menyelesaikan masa jabatannya hingga Mei mendatang, jika ia menginginkannya.