Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada awal perdagangan Asia, Kamis (2/10/2025).
Setelah Mahkamah Agung AS memutuskan akan mendengar argumen pada Januari terkait upaya Presiden Donald Trump untuk mencopot Gubernur Federal Reserve Lisa Cook. Dengan keputusan tersebut, Cook tetap bertugas untuk sementara waktu.
“Untuk sementara, kekhawatiran pasar terhadap independensi The Fed berada di kursi belakang hingga beberapa bulan ke depan,” kata Tony Sycamore, analis pasar di IG Sydney.
Baca Juga: Yuan vs Pound: Mata Uang Tiongkok Siap Geser Mata Uang Inggris di Pasar Global
Indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap sejumlah mata uang utama naik tipis 0,1% ke level 97,80, setelah sebelumnya melemah empat hari beruntun.
Pasar kini menimbang dampak panjang dari penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) AS terhadap rilis data ekonomi.
Sycamore menambahkan, “Kita berada di fase vakum. Hingga 13 Oktober mendatang, praktis tidak ada data besar yang bisa menggerakkan pasar.”
Shutdown pemerintah AS telah menghentikan aliran data ekonomi resmi pada saat pasar dan pembuat kebijakan tengah terpecah pandangan soal arah inflasi, tenaga kerja, dan belanja konsumen.
Sementara itu, pemerintahan Trump pada Rabu (1/10) membekukan dana sebesar US$ 26 miliar untuk negara bagian yang condong ke Demokrat, menegaskan penggunaan shutdown sebagai alat politik.
Baca Juga: Dolar AS Terguncang Shutdown, Rupiah Punya Ruang Napas
Di pasar tenaga kerja, data ADP menunjukkan payrolls sektor swasta turun 32.000 pada September, setelah revisi penurunan 3.000 pada Agustus.
Data ini kini menjadi sorotan karena laporan ketenagakerjaan resmi Departemen Tenaga Kerja AS yang seharusnya terbit Jumat tidak akan dirilis akibat shutdown.
Aktivitas manufaktur AS juga naik tipis pada September, meski pesanan baru dan perekrutan masih lesu di tengah tekanan tarif perdagangan.
Pasar semakin yakin The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Oktober. Data CME Group FedWatch menunjukkan probabilitas pemangkasan naik menjadi 99,4%, dari 96,2% sehari sebelumnya.
Harga emas, yang sempat menembus rekor karena investor menjauhi dolar AS, terkoreksi 0,2% ke level US$ 3.857,09 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Dipicu Pelemahan Dolar dan Shutdown Pemerintah AS
Di pasar valas, dolar AS menguat 0,2% terhadap yen menjadi 147,305 yen dan naik 0,1% terhadap yuan offshore ke 7,13 yuan.
Euro turun tipis 0,04% ke US$ 1,1725, sementara poundsterling stabil di US$ 1,3474. Dolar Australia melemah 0,1% ke US$ 0,6608 dan dolar Selandia Baru bergerak mendatar di US$ 0,58145.