kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.501.000   -95.000   -3,66%
  • USD/IDR 16.796   -9,00   -0,05%
  • IDX 8.630   -14,00   -0,16%
  • KOMPAS100 1.193   -2,67   -0,22%
  • LQ45 848   -3,95   -0,46%
  • ISSI 309   0,21   0,07%
  • IDX30 438   -1,87   -0,43%
  • IDXHIDIV20 509   -5,02   -0,98%
  • IDX80 133   -0,53   -0,40%
  • IDXV30 139   0,14   0,10%
  • IDXQ30 140   -0,92   -0,65%

Dolar AS Stabil Jelang Rilis Risalah The Fed di Akhir 2025 yang Suram


Selasa, 30 Desember 2025 / 09:02 WIB
Dolar AS Stabil Jelang Rilis Risalah The Fed di Akhir 2025 yang Suram
ILUSTRASI. Dolar AS (Reuters/Marcos Brindicci)


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada Selasa (30/12/2025) menjelang rilis risalah pertemuan Federal Reserve (The Fed) bulan Desember, yang diperkirakan akan mengungkap perbedaan pandangan di internal bank sentral terkait arah kebijakan moneter pada 2026.

Pergerakan pasar mata uang relatif tenang seiring likuiditas yang menipis akibat libur akhir tahun.

Sepanjang 2025, kinerja dolar yang melemah tajam justru mendorong euro dan poundsterling mencatatkan performa tahunan terbaik sejak 2017.

Baca Juga: Dragonfly: Google hingga Apple Berpeluang Rilis Crypto Wallet Tahun 2026

Euro terakhir diperdagangkan di level US$1,1772, dan berada di jalur penguatan 13,7% sepanjang 2025. Sementara itu, poundsterling menguat ke US$1,3509, dengan kenaikan tahunan sekitar 8%.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama, diperkirakan mencatat penurunan tahunan 9,6%, penurunan terdalam dalam delapan tahun terakhir.

Pelemahan ini dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, menyempitnya selisih suku bunga AS dengan negara lain, serta kekhawatiran terhadap defisit fiskal dan ketidakpastian politik.

Pada perdagangan awal, indeks dolar berada di 98,033, tidak jauh dari level terendah tiga bulan.

Fokus investor pekan ini tertuju pada risalah The Fed, setelah bank sentral memangkas suku bunga awal bulan ini namun memberi sinyal sikap hati-hati ke depan.

Untuk 2026, para pembuat kebijakan masih terbelah mengenai arah suku bunga.

Baca Juga: Harapan Perdamaian Meredup Usai Rusia Tuduh Ukraina Coba Serang Kediaman Putin

Pasar saat ini memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga tambahan pada 2026, membuka peluang pelemahan dolar lebih lanjut.

Strategi MUFG memperkirakan indeks dolar akan turun sekitar 5% pada 2026, dengan pergerakan dolar terutama ditentukan oleh kinerja ekonomi AS dan arah kebijakan moneter.

“Kami memperkirakan FOMC memangkas suku bunga sebanyak tiga kali tahun depan, masing-masing sekali per kuartal hingga kuartal III. Ambang batas untuk pemangkasan suku bunga tahun depan tidak jauh berbeda dibanding tahun ini,” tulis MUFG dalam catatan risetnya.

Yen Jepang terakhir diperdagangkan di 156,07 per dolar AS, sedikit menjauh dari level yang sebelumnya memicu peringatan keras dari otoritas Tokyo dan kekhawatiran intervensi.

Para pembuat kebijakan Bank of Japan (BOJ) masih memperdebatkan perlunya melanjutkan kenaikan suku bunga, bahkan setelah kenaikan pada Desember lalu.

Salah satu anggota BOJ mendorong kenaikan suku bunga setiap beberapa bulan, menurut ringkasan pendapat yang dirilis Senin, menegaskan fokus bank sentral pada tekanan inflasi.

Baca Juga: Trump Marah, Kritik Ukraina atas Dugaan Serangan ke Kediaman Putin

Meski BOJ telah menaikkan suku bunga dua kali pada 2025 masing-masing pada Januari dan Desember yen secara umum bergerak datar terhadap dolar sepanjang tahun ini.

Investor menilai pengetatan moneter BOJ berjalan terlalu lambat dan hati-hati. Posisi beli yen yang sempat besar pada April sepenuhnya berbalik pada akhir tahun.

Data mingguan terbaru CFTC menunjukkan spekulan kini memegang posisi jual bersih kecil terhadap yen.

Kepala strategi valuta asing Societe Generale, Kit Juckes, menilai pergerakan pasangan dolar-yen kini lebih dipengaruhi oleh prospek pertumbuhan ekonomi ketimbang kebijakan moneter.

“Dengan kata lain, yang paling dibutuhkan yen adalah pertumbuhan PDB yang lebih kuat,” ujarnya.

Baca Juga: Apa Itu Kemerdekaan Taiwan dan Apakah Taiwan Sudah Merdeka?

Di mata uang lain, dolar Australia berada di US$0,6693, sedikit di bawah level tertinggi 14 bulan yang dicapai pada Senin, dan berada di jalur kenaikan tahunan 8%, kinerja terbaik sejak 2020.

Sementara itu, dolar Selandia Baru diperdagangkan di US$0,5806, dengan potensi penguatan tahunan 3,7%, sekaligus mengakhiri tren pelemahan selama empat tahun berturut-turut.

Selanjutnya: 10 Dosa Finansial Kelas Menengah ala Dave Ramsey, Apa Saja?

Menarik Dibaca: ​IHSG Berpotensi Terkoreksi, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Selasa (30/12)




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×