Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan awal sesi Asia, Kamis (11/9), setelah data harga produsen AS turun tak terduga pada Agustus.
Data tersebut memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pekan depan.
Indeks dolar menguat tipis ke level 97,822, mencatat kenaikan tiga hari beruntun.
Baca Juga: Rupiah Menguat Tipis di Tengah Pelemahan Dolar dan Sentimen The Fed
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Produsen (PPI) akhir permintaan turun 0,1% pada Agustus, setelah sebelumnya melonjak 0,7% pada Juli.
“Pasar telah memposisikan diri untuk pemangkasan suku bunga The Fed pada September dan kemungkinan tiga kali tahun ini. Hasil PPI yang relatif jinak menunjukkan ekspektasi itu cukup masuk akal,” ujar Rodrigo Catril, ahli strategi valas di National Australia Bank, Sydney.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga menjadi kepastian, dengan pertanyaan tinggal pada besarannya.
Berdasarkan CME FedWatch, peluang pemangkasan 50 basis poin (bps) di rapat The Fed September tercatat 8%, sementara pemangkasan minimal 25 bps dianggap sudah pasti.
Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat Tipis, Masih Berada di Sekitar Rp 16.500, Rabu (10/9)
Fokus investor juga tertuju pada dinamika internal The Fed. Pemerintahan Donald Trump tengah mengajukan banding atas putusan hakim federal yang sementara waktu memblokir upaya Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook.
Di sisi lain, pencalonan Stephen Miran sebagai gubernur The Fed semakin dekat, meski belum pasti ia bisa ikut serta dalam rapat kebijakan 16–17 September mendatang.
Di pasar valas, dolar diperdagangkan stabil di 147,41 yen setelah data menunjukkan harga grosir Jepang naik 2,7% pada Agustus secara tahunan, meningkat dari bulan sebelumnya.
Euro menguat tipis ke US$ 1,1698 menjelang rapat Bank Sentral Eropa (ECB), yang diperkirakan menahan suku bunga tetapi bisa memberi sinyal bernada dovish.
Dari sisi geopolitik, ketegangan di Eropa Timur kembali mencuat setelah Polandia mengklaim menembak jatuh drone Rusia di wilayah udaranya dengan bantuan pesawat NATO.
Baca Juga: Bursa Asia Menguat Ikuti Wall Street, Kospi Korea Selatan Catat Rekor Baru
Mata uang komoditas cenderung menguat. Dolar Australia berada di US$ 0,66165, naik tipis setelah menyentuh level tertinggi sejak November berkat reli harga komoditas.
Yuan offshore menguat tipis ke 7,1184 per dolar, sementara kiwi (dolar Selandia Baru) melemah 0,03% ke US$ 0,59375. Poundsterling diperdagangkan datar di US$ 1,3527.