kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Drone Ukraina Serang Pangkalan Udara Rusia


Jumat, 09 Agustus 2024 / 19:45 WIB
Drone Ukraina Serang Pangkalan Udara Rusia
ILUSTRASI. Sebuah serangan pesawat tak berawak (drone) Ukraina menghantam lapangan terbang militer di wilayah Lipetsk, Rusia. REUTERS/Clodagh Kilcoyne


Sumber: FT | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada hari Jumat, sebuah serangan pesawat tak berawak (drone) Ukraina menghantam lapangan terbang militer di wilayah Lipetsk, Rusia, yang menyebabkan ledakan besar dan menghancurkan sejumlah besar amunisi.

Serangan ini merupakan bagian dari serangan balasan yang paling ambisius dari Kyiv sejak invasi berskala penuh yang dilancarkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, ke Ukraina.

Serangan ini merupakan salah satu yang terbesar dilancarkan oleh Ukraina terhadap wilayah Rusia, dengan tujuan untuk mengalihkan pasukan Rusia dan mengekspos kelemahan pertahanan mereka.

Menurut seorang penasihat pemerintah di Kyiv, serangan ini juga bertujuan untuk menghancurkan logistik penerbangan Rusia agar mereka tidak dapat lagi mengebom kota-kota di Ukraina.

Baca Juga: Serangan Rusia di Sebuah Supermarket Ukraina Tewaskan Sedikitnya 10 Orang

Detail Serangan dan Dampaknya

Serangan tersebut berlangsung selama empat hari berturut-turut, dan pada Jumat dini hari, pesawat tak berawak Ukraina yang dikendalikan oleh badan keamanan Ukraina, SBU, bersama militer dan pasukan khusus, menargetkan pangkalan udara di Lipetsk, yang berjarak sekitar 300 km dari perbatasan internasional.

Beberapa gudang yang penuh dengan amunisi meledak dalam serangan ini, dan hingga 700 bom luncur yang tersimpan di gudang-gudang tersebut dilaporkan rusak atau hancur.

Video yang dipublikasikan di media sosial menunjukkan ledakan besar yang menerangi langit malam, dan geolokasi oleh Financial Times mengonfirmasi lokasi serangan tersebut.

Selain amunisi, beberapa lusin pesawat tempur, termasuk Su-34, Su-35, dan MiG-31, serta helikopter militer, berada di pangkalan udara tersebut saat serangan terjadi. Staf umum angkatan darat Ukraina menyatakan bahwa sebagian besar pesawat di pangkalan tersebut tidak sempat lepas landas sebelum serangan menghantam.

Meskipun demikian, blogger militer Rusia melaporkan bahwa tidak ada pesawat yang rusak dalam serangan tersebut. Otoritas Lipetsk segera memberlakukan keadaan darurat dan memerintahkan evakuasi penduduk di kota-kota terdekat. Video di saluran Telegram Rusia menunjukkan antrean panjang kendaraan sipil yang melarikan diri dari daerah tersebut.

Respons dan Konteks Strategis

Serangan di Lipetsk ini merupakan tindak lanjut dari serangan terhadap pangkalan militer Morozovsk di wilayah Rostov pada awal pekan ini, yang juga menargetkan rudal anti-pesawat dan pesawat tempur Rusia.

Staf umum Ukraina menyatakan bahwa pasukan mereka juga telah menyerang divisi rudal anti-pesawat Rusia di wilayah yang diduduki di Donetsk timur. Serangan-serangan ini dilakukan ketika pasukan Ukraina terus melanjutkan operasi mereka di wilayah Kursk, di mana mereka berhasil merebut kendali atas wilayah seluas sekitar 350 km².

Menurut Alexei Smirnov, penjabat gubernur wilayah Kursk, situasi di sana masih "sulit". Pemerintahnya telah mengumumkan keadaan darurat, mengevakuasi penduduk, dan memberikan bantuan kepada mereka yang mengungsi.

Baca Juga: Meksiko Tolak Mentah-Mentah Permintaan Ukraina untuk Tangkap Vladimir Putin

Andriy Zagorodnyuk, mantan menteri pertahanan Ukraina yang menjadi penasihat pemerintah, menyatakan bahwa Kyiv telah merencanakan operasi ini jauh-jauh hari. Tujuannya termasuk mengalihkan pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina, membawa perang ke wilayah Rusia, dan membuat warga Rusia enggan mendukung upaya perang mereka.

Operasi ini juga dirancang untuk mengekspos kelemahan Rusia, terutama ketidakmampuan mereka melindungi perbatasan mereka sendiri.

Konrad Muzyka, seorang analis militer di Rochan Consulting, menyatakan bahwa operasi Ukraina ini dapat memperkuat posisi mereka dalam perang jika berhasil memaksa Rusia mengalihkan sumber daya dari wilayah Donetsk timur dan memungkinkan Kyiv untuk mempertahankan kehadirannya di wilayah Kursk.

Namun, jika operasi ini gagal dan pasukan Ukraina terdesak mundur dari wilayah Rusia tanpa hasil yang nyata, hal ini bisa dianggap sebagai kekalahan besar bagi militer Ukraina.



TERBARU

[X]
×