Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NAHA. Dua unit kapal penjaga pantai China dilaporkan kembali memasuki perairan Jepang di dekat Kepulauan Senkaku hari Selasa (16/2). Saat ini Jepang telah mengajukan protes langsung ke pemerintahan China di Beijing.
Dilansir dari Kyodo, kedua kapal China tersebut masuk ke perairan Jepang sekitar pukul 4:15 pagi waktu setempat. Pada hari Senin (15/2), Penjaga Pantai Jepang juga telah mencatat dua kapal China lain yang memasuki wilayah tersebut.
Otoritas Penjaga Pantai Jepang melaporkan bahwa dua kapal China yang muncul pagi ini mengarahkan busur ke arah kapal penangkap ikan Jepang dan bergerak mendekatinya. Salah satu di antaranya bahkan dilengkapi dengan perlengkapan tertentu yang tampak seperti senjata autocannon.
Kementerian Luar Negeri Jepang sudah melayangkan protes kepada China dan meminta mereka untuk segera menarik kapalnya dari perairan sekitar Kepulauan Senkaku tersebut.
Kedua kapal China telah akhirnya meninggalkan wilayah tersebut sekitar pukul 10:02 pagi waktu setempat. Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato dalam konferensi persnya hari ini mengatakan bahwa kapal nelayan Jepang seberat 9,97 ton dalam kondisi aman.
Baca Juga: Sengketa Senkaku dengan China, Amerika siap bela Jepang kalau diserang
Sementara itu, dua kapal China lain yang lebih dulu tiba pada hari Senin juga telah meinggalkan perairan Jepang sekitar pukul 12:20 siang tadi menurut laporan Penjaga Pantai Jepang.
Kehadiran kapal China selama dua hari berturut-turut jelas membuat Jepang khawatir. Apalagi jika melihat awal bulan ini China mengizinkan penjaga pantainya untuk menggunakan senjata terhadap kapal asing yang dianggap memasuki wilayah mereka.
Berdasarkan laporan Markas Penjaga Pantai Regional ke-11 yang berbasis di Naha, Prefektur Okinawa, ini adalah ketujuh kalinya kapal China memasuki perairan Jepang tahun ini.
Hingga saat ini Kepulauan Senkaku masih menjadi titik sengketa paling panas antara Jepang dan China. Kepulauan yang oleh China disebut sebagai Diaoyu ini diklaim memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Secara administratif, Senkaku secara resmi masih ada di bawah bendera Jepang. Selain China, Taiwan juga mengklaim hak atas Senkaku yang mereka sebut dengan Tiaoyutai. Taiwan cenderung bersikap lebih lembut dengan berharap ketiga negara bisa mengelola kepulauan secara bersama-sama.