Reporter: kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Penyerbuan militer Israel secara besar-besaran ke Palestina memasuki dua tahun pada Oktober 2025. Dua tahun berperang, Israel dinilai telah kehabisan tenaga.
Hal itu disampaikan pensiunan Mayor Jenderal Israel, Yitzhak Brick. Dalam pernyataannya yang dikutip dari Middle East Monitor (7/10/2025), Brick menegaskan bahwa Israel kini berada di titik tanpa jalan kembali dalam perang Gaza.
Dalam wawancara yang dimuat oleh surat kabar Maariv, Brick menilai bahwa kekuatan militer Israel telah terkuras habis tanpa berhasil menaklukkan perlawanan rakyat Palestina, terutama kelompok Hamas yang menjadi target utama operasi militer.
“Militer Israel telah kehabisan tenaga tanpa mampu mematahkan tulang punggung perlawanan Palestina,” ujar Brick.
Baca Juga: Resmi, Harga iPhone 17 Termurah Rp 17 Jutaan, Termahal Rp 42 Jutaan
Menurut Brick, pemerintah dan militer Israel gagal mencapai tiga tujuan strategis utama:
- Menghancurkan Hamas,
- Memulihkan daya gentar militer Israel,
- Mengamankan wilayah permukiman di sekitar Gaza.
Ia menambahkan, dari hasil operasi selama dua tahun terakhir, pasukan Israel baru mampu menghancurkan sekitar 20% jaringan terowongan bawah tanah Hamas, padahal jaringan itu merupakan tulang punggung kekuatan militer kelompok tersebut.
“Kepemimpinan Israel menyesatkan publik dengan propaganda kemenangan yang tidak nyata. Faktanya, negara ini justru terjebak dalam perang panjang yang bisa berujung pada keruntuhan internal,” tegasnya.
Tonton: Kontan Survei Indeks Keyakinan CEO: Bos Perusahaan Enggan Ekspansi Di Kuartal Keempat 2025
Hamas bangkit
Meski Israel mengklaim Hamas hampir kalah, Brick membantah keras hal itu. Ia mengungkapkan bahwa Hamas justru berhasil memulihkan kekuatan militernya dan kini memiliki lebih dari 30.000 kombatan aktif.
Laporan keamanan internal Israel, kata Brick, menunjukkan bahwa Hamas masih memiliki struktur komando dan kemampuan tempur yang solid, termasuk kemampuan meluncurkan serangan lintas batas menggunakan roket dan drone.
Sejak awal perang Gaza dua tahun lalu, lebih dari 67.000 warga Palestina telah tewas, menurut data yang dirilis Reuters dan Kementerian Kesehatan Gaza. Tragisnya, sekitar sepertiga korban adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Israel mengklaim sekitar 20.000 korban di antaranya merupakan anggota kelompok bersenjata, sementara sisanya adalah warga sipil yang menjadi korban serangan udara dan artileri.
Di sisi lain, Hamas membantah tuduhan bahwa mereka bersembunyi di area sipil. Konflik ini pun terus menuai kecaman internasional.
Baca Juga: Resmi! Jadwal Pre-order & Penjualan iPhone 17 di RI, Cek Harga & Keluhan Pelanggan
Genosida di Gaza
Sebuah komisi penyelidikan PBB bulan lalu menyimpulkan bahwa Israel telah melakukan tindakan genosida di Jalur Gaza, berdasarkan besarnya skala pembunuhan dan kehancuran infrastruktur sipil.
Namun, Israel menolak keras temuan tersebut dan menyebut laporan itu “berat sebelah dan memalukan.”
Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Turki, dan Qatar dikabarkan tengah berupaya memediasi perundingan damai di Mesir. Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda nyata bahwa gencatan senjata permanen akan tercapai.
Sementara itu, tekanan politik di dalam negeri Israel semakin meningkat, terutama terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang dianggap gagal mengakhiri perang dan menjaga kestabilan nasional.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "2 Tahun Perang Gaza, Israel Tak Mampu Patahkan Perlawanan Palestina", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2025/10/08/160600670/2-tahun-perang-gaza-israel-tak-mampu-patahkan-perlawanan-palestina?page=all#page2.