kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.756   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.075   33,86   0,42%
  • KOMPAS100 1.118   3,48   0,31%
  • LQ45 798   2,68   0,34%
  • ISSI 281   1,46   0,52%
  • IDX30 419   1,34   0,32%
  • IDXHIDIV20 479   -1,14   -0,24%
  • IDX80 123   0,73   0,60%
  • IDXV30 134   0,32   0,24%
  • IDXQ30 132   -0,18   -0,13%

Trump Tegaskan Israel Tak Boleh Menganeksasi Tepi Barat


Jumat, 26 September 2025 / 14:18 WIB
Trump Tegaskan Israel Tak Boleh Menganeksasi Tepi Barat
ILUSTRASI. Donald Trump, secara tegas menyatakan bahwa ia tidak akan mengizinkan Israel untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat yang diduduki. REUTERS/Kevin Lamarque 


Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara tegas menyatakan bahwa ia tidak akan mengizinkan Israel untuk menganeksasi wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Pernyataan ini disampaikan pada Kamis (25/9) waktu setempat, sehari sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tiba di New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB.

“Saya tidak akan membiarkan Israel mencaplok Tepi Barat. Tidak. Itu tidak akan terjadi,” kata Trump kepada wartawan.

Ketika ditanya apakah ia telah membicarakan hal ini dengan Netanyahu, Trump enggan memberi jawaban pasti.

“Apakah saya bicara dengannya atau tidak, saya tidak akan membiarkan Israel melakukan itu. Sudah cukup. Saatnya berhenti sekarang,” tegasnya.

Baca Juga: Microsoft Blokir Akses Militer Israel karena Langgar Hak Privasi Palestina

Reaksi Analis: Positif Tapi Diragukan

Meski dianggap sebagai perkembangan positif, sejumlah pengamat masih meragukan konsistensi sikap Trump. Mouin Rabbani, analis dari Center for Conflict and Humanitarian Studies yang berbasis di Qatar, menilai ucapan Trump harus dipandang dengan hati-hati.

“Seseorang menaruh nilai pada kata-kata Trump dengan risiko mereka sendiri,” kata Rabbani. “Pertanyaannya sekarang, apakah ia benar-benar akan memastikan Israel tidak menganeksasi Tepi Barat? Jika Israel tetap melakukannya, apa yang akan dia lakukan?”

Potensi Benturan dengan Pemerintahan Netanyahu

Pernyataan Trump berpotensi memicu benturan kebijakan dengan pemerintahan sayap kanan Israel yang dipimpin Netanyahu. Beberapa anggota koalisi ultranasionalis, termasuk Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, secara terbuka menjadikan aneksasi Tepi Barat dan Gaza sebagai agenda politik utama.

Pada Juli lalu, Knesset (parlemen Israel) mengesahkan mosi non-binding dengan hasil 71 suara mendukung dan 13 menolak, yang menyerukan agar Tepi Barat dianeksasi.

Mosi ini diprakarsai Smotrich, yang juga tinggal di pemukiman ilegal di Tepi Barat dan memegang peran penting dalam administrasi pemukiman di bawah Kementerian Pertahanan Israel.

Baca Juga: Arab Warning: Jika Israel Caplok Tepi Barat, Abraham Accords Bisa Runtuh

Smotrich bahkan menentang upaya mencapai kesepakatan perdamaian terkait perang di Gaza, dan mengancam akan menjatuhkan pemerintah Netanyahu jika kesepakatan tersebut tercapai.

ICJ: Pemukiman Israel Ilegal

Pada Juli 2024, Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan bahwa pemukiman Israel di wilayah Tepi Barat adalah ilegal dan harus dihentikan, serta tanah dikembalikan kepada rakyat Palestina.

Meski demikian, ekspansi pemukiman terus berlanjut. Smotrich baru-baru ini mengumumkan rencana pembangunan ribuan rumah di pemukiman ilegal yang membelah Tepi Barat. Menurutnya, langkah ini akan “mengubur selamanya ide negara Palestina”.

Dampak pada Hubungan AS–Israel

Israel sangat bergantung pada dukungan finansial, militer, dan intelijen dari Amerika Serikat untuk melanjutkan kampanye militernya di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan Suriah.

Baca Juga: Balas Pengakuan Palestina, Israel Segel Pintu Perbatasan Tepi Barat–Yordania!

Karena itu, setiap perubahan kebijakan dari Washington berpotensi memicu krisis politik internal di Israel, khususnya di kalangan partai-partai sayap kanan yang menopang koalisi Netanyahu.

Upaya Diplomasi Regional

Selain menyinggung Tepi Barat, Trump juga menilai situasi di Gaza sebagai “sangat buruk”. Ia menyebut peluang perdamaian bisa tercapai “segera”, namun tidak memberikan rincian jelas.

Trump menambahkan bahwa pembicaraan dengan sejumlah pemimpin negara Arab telah berlangsung “sangat baik”.

Pada awal pekan ini, ia bertemu dengan para pemimpin Arab Saudi, Qatar, UEA, Mesir, Yordania, Turki, Indonesia, dan Pakistan di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB untuk membahas upaya menghentikan serangan militer Israel di Gaza.

Selanjutnya: OJK Beberkan Sejumlah Tantangan yang Dihadapi Industri Keuangan Syariah

Menarik Dibaca: Pasar Hindari Risiko, Avalanche Menghuni Top Losers, OKB Jadi Top gainers




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×