kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.778   15,00   0,09%
  • IDX 8.078   37,32   0,46%
  • KOMPAS100 1.120   5,09   0,46%
  • LQ45 800   4,36   0,55%
  • ISSI 281   1,73   0,62%
  • IDX30 420   2,24   0,54%
  • IDXHIDIV20 482   1,89   0,39%
  • IDX80 123   0,86   0,71%
  • IDXV30 134   0,45   0,34%
  • IDXQ30 133   0,75   0,57%

Microsoft Blokir Akses Militer Israel karena Langgar Hak Privasi Palestina


Jumat, 26 September 2025 / 09:09 WIB
Microsoft Blokir Akses Militer Israel karena Langgar Hak Privasi Palestina
ILUSTRASI. Seorang pria melihat ponselnya saat berjalan melewati stan Microsoft di acara perdagangan Mobile World Congress, di Barcelona, Spanyol, 3 Maret 2025.


Sumber: The Guardian,TechCrunch | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Microsoft memutus akses Kementerian Pertahanan Israel ke beberapa teknologi dan layanannya, setelah terbukti digunakan untuk mengawasi kegiatan warga Palestina secara massal.

Dalam pernyataannya hari Kamis (25/9), Microsoft mengumumkan telah membuat keputusan untuk menghentikan dan menonaktifkan langganan tertentu dari militer Israel. Termasuk di dalamnya adalah penyimpanan cloud Azure dan layanan AI tertentu.

"Kami tidak menyediakan teknologi untuk memfasilitasi pengawasan massal terhadap warga sipil. Kami telah menerapkan prinsip ini di setiap negara di seluruh dunia, dan kami telah berulang kali menekankannya selama lebih dari dua dekade," ungkap Wakil Ketua dan Presiden Microsoft, Brad Smith.
 
Smith juga menjelaskan bahwa ketentuan layanan standar Microsoft melarang penggunaan teknologi mereka untuk pengawasan massal terhadap warga sipil. Ketegasan ini sempat disampaikan ke publik pada 15 Agustus lalu.

Baca Juga: Pidato Perdana di Sidang PBB, Prabowo Minta Palestina dan Israel Saling Diakui

Microsoft Menghargai Privasi Warga Palestina

Dilansir dari The Guardian, Microsoft memberitahu Israel tentang keputusannya pertengahan September. Keputusan ini merupakan tindak lanjut dari peninjauan berkelanjutan Microsoft terhadap masalah ini, yang dimulai pada bulan Agustus.

Penyelidikan ini dipicu oleh sebuah laporan yang diterbitkan The Guardian, yang melaporkan bahwa Unit 8200, unit intelijen militer elit Israel, menggunakan penyimpanan cloud Azure untuk menyimpan data panggilan telepon warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Dalam pernyataan terbaru pekan ini, Smith mengatakan bahwa Microsoft menghargai laporan awal The Guardian. 

Baca Juga: Trump Kumpulkan Negara Muslim Bahas Jalan Damai Gaza; Ada Indonesia, Arab, Turki

"Tanpa laporan tersebut, Microsoft tidak akan tahu untuk menyelidiki masalah ini, karena berdasarkan hak privasi pelanggan, perusahaan tidak dapat mengakses konten pelanggan," tulis Smith.

Selama satu tahun terakhir, Microsoft telah mendapat kecaman global karena keterlibatannya dengan Israel.

Protes mengenai hubungan Microsoft dengan Israel meletus pada perayaan ulang tahun ke-50 perusahaan tersebut pada bulan April 2025. 

Pada bulan Agustus, beberapa karyawan melakukan aksi duduk di kantor Smith untuk menuntut pemutusan hubungan dengan pemerintah Israel yang melakukan kejahatan kemanusiaan di tanah Palestina.

Sebagai respons, Microsoft memecat sejumlah karyawan dalam beberapa bulan terakhir karena aktivisme mereka terkait dengan kontrak Microsoft dengan Israel.

Baca Juga: Netanyahu Marah Besar, Gelombang Pengakuan Palestina Guncang Politik Israel

Tonton: Presiden Erdogan Temui Donald Trump Lobi Membuka Embargo Pembelian Pesawat Tempur F-35

Selanjutnya: Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 16.775 Per Dolar AS Hari Ini (26/9), Mayoritas Asia Turun

Menarik Dibaca: Pilihan Investasi Jangka Pendek yang Aman dan Menguntungkan untuk Masa Kini




TERBARU

[X]
×