kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.123.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.622   -13,00   -0,08%
  • IDX 8.040   -11,08   -0,14%
  • KOMPAS100 1.118   -5,53   -0,49%
  • LQ45 804   -6,09   -0,75%
  • ISSI 279   0,16   0,06%
  • IDX30 422   -0,76   -0,18%
  • IDXHIDIV20 484   -1,72   -0,35%
  • IDX80 122   -0,75   -0,61%
  • IDXV30 132   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 134   -0,95   -0,70%

Sejumlah Negara Siap Akui Negara Palestina, Israel dan AS Boikot KTT


Senin, 22 September 2025 / 21:38 WIB
Sejumlah Negara Siap Akui Negara Palestina, Israel dan AS Boikot KTT
ILUSTRASI. Sejumlah pemimpin dunia diperkirakan akan secara resmi mengakui negara Palestina pada Senin (22/9) dalam sebuah KTT yang digelar di New York. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/Spt.


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah pemimpin dunia diperkirakan akan secara resmi mengakui negara Palestina pada Senin (22/9) dalam sebuah KTT yang digelar di New York atas prakarsa Prancis dan Arab Saudi.

Langkah ini dipandang dapat meningkatkan moral rakyat Palestina, meskipun tidak diperkirakan membawa perubahan signifikan di lapangan.

Israel menolak keras langkah tersebut. Pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu — yang disebut sebagai pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah Israel — telah menegaskan bahwa tidak akan ada negara Palestina selama mereka masih berkuasa.

Solusi dua negara selama ini menjadi dasar dari proses perdamaian yang dipimpin Amerika Serikat sejak ditandatanganinya Perjanjian Oslo 1993. Namun, proses tersebut menghadapi penolakan dari kedua belah pihak dan kini praktis sudah mati.

Israel dan AS Boikot KTT

Israel bersama Amerika Serikat akan memboikot KTT tersebut. Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, bahkan menyebut acara itu sebagai sebuah “sirkus”.

Baca Juga: Berbondong-bondong Sekutu Israel Mulai Akui Negara Palestina di Tengah Krisis Gaza

Sehari sebelumnya, Britania Raya, Kanada, Australia, dan Portugal telah mengumumkan pengakuan resmi terhadap Palestina. Pada Senin, giliran Prancis dan lima negara lain yang diperkirakan akan melakukan hal serupa menjelang Sidang Umum PBB.

Hingga kini, mayoritas negara Eropa telah mengakui Palestina. Namun, Jerman dan Italia masih enggan mengikuti langkah tersebut.

  • Jerman, meski semakin kritis terhadap kebijakan Israel, menilai pengakuan sebaiknya dilakukan setelah adanya kesepakatan politik menuju solusi dua negara.

  • Italia berpendapat pengakuan saat ini justru bisa “kontraproduktif”.

Kremlin menegaskan kembali bahwa solusi dua negara tetap menjadi satu-satunya cara menyelesaikan konflik. “Ini adalah satu-satunya jalan keluar dari konflik panjang yang kini berada pada tahap paling tragis dalam sejarahnya,” ujar juru bicara Dmitry Peskov.

Respons Israel: Ancaman Aneksasi Tepi Barat

Lebih dari 65.000 warga Palestina dilaporkan tewas akibat operasi militer Israel di Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat. Meski menuai kecaman global, Netanyahu menolak menghentikan kampanye militer hingga Hamas dihancurkan.

Israel tengah mempertimbangkan sejumlah respons, termasuk menganeksasi sebagian wilayah Tepi Barat. Langkah ini berpotensi memicu reaksi keras, termasuk dari Uni Emirat Arab (UEA) — negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel melalui Abraham Accords 2020.

UEA menilai rencana aneksasi akan merusak semangat normalisasi. Sementara itu, pemerintahan Trump telah memperingatkan adanya konsekuensi bagi pihak yang mengambil tindakan terhadap Israel, termasuk Prancis yang menjadi tuan rumah KTT.

Deklarasi Prancis: Komitmen pada Solusi Dua Negara

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, menyatakan bahwa deklarasi pengakuan negara Palestina merupakan “keputusan simbolis, segera, dan politis” yang menegaskan komitmen Prancis terhadap solusi dua negara.

Baca Juga: Apa Arti Pengakuan Lebih Luas Palestina bagi Rakyat Palestina dan Israel?

Presiden Emmanuel Macron sendiri sudah menyampaikan niat mengakui Palestina sejak Juli lalu, dengan harapan langkah tersebut memberi momentum lebih besar bagi gerakan internasional.

Reaksi di Gaza dan Israel

Di Gaza, pengakuan simbolis ini tidak serta-merta memberi harapan. “Meski negara-negara seperti Australia, Kanada, dan Prancis mengakui Palestina, saya rasa tidak akan ada tekanan serius pada Israel untuk memberikan hak-hak kami,” kata Nabeel Jaber, warga Palestina yang mengungsi akibat serangan di Gaza City.

Sementara di Tel Aviv, sebagian warga Israel menilai Palestina telah berkali-kali menolak peluang perdamaian.

“Kami sudah menawarkan perdamaian lima kali. Mereka tidak pernah memilih perdamaian, jadi mengapa kami harus memilih berdamai dengan orang-orang yang menyerang dan membunuh rakyat kami?” ujar Tamara Raveh, mahasiswi 25 tahun.

Selanjutnya: Era Digital Semakin Meluas, Tata Kelola Internet Harus Jadi Perhatian

Menarik Dibaca: Token SUN Melejit 33%, Masuk Top Gainers saat Pasar Kripto Turun Tajam




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×