Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Ekonomi Hong Kong jatuh ke dalam resesi, setelah kena hantam demo yang sudah berlangsung lebih dari lima bulan dan tidak menunjukan tanda-tanda bakal mereda.
Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan menyatakan, tidak mungkin untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tahun ini. "Pukulan untuk perekonomian kita adalah komprehensif," katanya dalam sebuah posting di blog-nya, Minggu (27/10), seperti dikutip Reuters.
Chan memperkirakan, mengacu proyeksi awal, pertumbuhan ekonomi Hong Kong di kuartal ketiga tahun ini akan mengalami kontraksi. Ini kali kedua secara berturut-turut ekonomi pusat keuangan Asia ini mengalami kontraksi, defisini teknis dari resesi.
Baca Juga: Pengadilan Hong Kong larang penyebaran identitas pribadi polisi dan keluarganya
Alahasil, Chan mengatakan, akan sangat sulit untuk mencapai proyeksi sebelum unjuk rasa anti-pemerintah pecah, yakni ekonomi tahun ini tumbuh lebih tinggi 0%-1% dari tahun lalu.
Aksi protes di bekas koloni Inggris ini telah memasuki pekan ke-21. Pada Minggu (27/10), demonstran berpakaian hitam dan bertopeng membakar toko dan melemparkan bom molotov ke polisi yang merespons dengan tembakan gas air mata, meriam air, serta peluru karet.
Para pengunjuk rasa secara rutin membakar toko dan bisnis termasuk bank, terutama milik perusahaan China. Mereka juga merusak sistem kereta metro MTR Corp karena melihatnya pengelola jaringan transportasi itu bertindak atas perintah pemerintah untuk menghambat aksi.
MTR menutup layanan lebih awal selama beberapa minggu terakhir dan mengatakan, akan menutup sekitar dua jam lebih awal dari operasi normal pada hari ini untuk memperbaiki fasilitas yang rusak akibat demo kemarin.
Bukan cuma itu, jumlah wisatawan ke Hong Kong merosot tajam. Chan menyebut penurunan itu "darurat " dengan jumlah pengunjung memburuk pada Oktober, turun hampir 50%.
Baca Juga: Dewan Legislatif Hong Kong resmi mencabut RUU Ekstradisi, tapi demo jalan terus
Operator pusat perbelanjaan utama terpaksa menutup mal-mal mereka selama beberapa hari dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara Pemerintah Hong Kong mengumumkan tindakan untuk mendukung pebisnis lokal kecil dan menengah. Tapi, Chan menyebutkan, langkah ini hanya bisa "sedikit mengurangi tekanan".
"Biarkan warga kembali ke kehidupan normal, biarkan industri dan perdagangan beroperasi secara normal, dan menciptakan lebih banyak ruang untuk dialog rasional," sebut Chan.