Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perusahaan multinasional teknologi asal Amerika Serikat, Amazon, kembali melakukan Pemutusan Hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. Kali ini, perusahaan yang berfokus pada bisnis e-niaga dan kecerdasan buatan ini melakukan PHK kepada 9.000 karyawannya.
Sebelumnya, pada Januari 2023, Amazon telah memberhentikan 18.000 pekerja.
Seperti dilansir Yahoo Finance pada Selasa (21/3), langkah PHK besar-besaran ini dilakukan lantaran perusahaan dihadapkan pada masalah penurunan penjualan secara online.
Dalam sebuah surat kepada karyawan, Chief Executive Officer Amazon Andy Jassy mengatakan bahwa PHK baru ini terutama akan berdampak pada layanan cloud AWS, divisi PXT, periklanan, dan platform streaming game online Twitch.
"Mengingat kondisi ekonomi yang tidak menentu dan ketidakpastian yang ada dalam waktu dekat, kami telah memilih untuk lebih efisien dalam pengeluaran biaya dan jumlah karyawan," tulis Jassy dalam surat tersebut.
Baca Juga: Amgen, Perusahaan Farmasi AS PHK 450 Pekerja
Jassy menambahkan, prinsip utama perencanaan tahunan di tahun ini adalah merampingkan organisasi perusahaan.
Menurut Jassy, Amazon tidak mengumumkan pemangkasan 9.000 karyawan bersamaan dengan pemangkasan 18.000 karyawan di bulan Januari, karena perusahaan belum menyelesaikan analisisnya terhadap berbagai departemen, dan tidak ingin "terburu-buru dalam melakukan penilaian.
Amazon mengalami tahun 2022 yang sulit, karena konsumen mulai beralih dari kebiasaan mereka di era COVID dan mulai keluar rumah dan berbelanja secara langsung. Hal ini membuat perusahaan, yang pada saat itu menambah jumlah karyawannya sebesar 93,5% dari Q4 2019 hingga Q3 2022 sehinga memiliki terlalu banyak karyawan.
Dalam pengumuman pendapatan Q4-nya, Amazon melaporkan kerugian setahun penuh dengan kerugian bersih sebesar US$ 2,7 miliar. Yang lebih mengkhawatirkan adalah Amazon meleset dari ekspektasi Q4 Wall Street untuk bisnis AWS-nya, melaporkan penjualan US$21,3 miliar dari yang diproyeksikan sebesar US$21,76 miliar.
Baca Juga: Tahun Efisiensi, Induk Facebook Kembali PHK 10.000 Pekerja
Amazon bukan satu-satunya raksasa teknologi yang harus menempuh jalan PHK. Minggu lalu, perusahaan induk Facebook, Meta mengumumkan mengurangi 10.000 pekerja dan menutup 5.000 posisi terbuka yang belum terisi. Raksasa media sosial ini sebelumnya telah memberhentikan sekitar 11.000 pekerja pada November 2022.
Sementara itu, Alphabet atau Google dan Microsoft, masing-masing memberhentikan 10.000 dan 12.000 pekerja pada awal tahun 2023 sebagai bagian dari upaya mereka sendiri untuk mengendalikan pengeluaran.