Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Kepala ekonom dan kepala penelitian di bank Australia ANZ, Richard Yetsenga, memperingatkan, negara-negara Asia perlu fokus pada upaya untuk menopang ekonomi domestik mereka karena perlambatan China sepertinya akan permanen.
"Untuk kawasan regional, hal ini tentang memiliki model bisnis yang cocok dengan dunia di mana China tumbuh jauh lebih cepat, dan di mana perdagangan jauh lebih mudah daripada dukungan pertumbuhan. Itu berarti meningkatkan permintaan domestik, dan itu artinya memperbaiki sistem keuangan domestik," kata Yetsenga kepada CNBC pada Kamis (12/12) lalu.
Baca Juga: BUMN China akuisisi 49% saham perusahaan transmisi listrik milik pemerintah Oman
Dia menguraikan, sepuluh tahun yang lalu, China memulai penyesuaian struktural ketika ekonominya tumbuh 12%. Kendati demikian, Yetsenga mencatat, China tidak pernah mengulang ke tingkat pertumbuhan itu.
"Saya pikir kita semua harus menerima bahwa ekonomi China melambat secara struktural - kita menggunakan kata 'struktural' dan sungguh, maksud kami 'secara permanen,'" katanya.
"Prediksi saya adalah, kami mengucapkan selamat tinggal kepada (pertumbuhan 6%), sangat tidak mungkin mereka akan kembali ke (pertumbuhan 6%). Saya pikir ini perlambatan di China adalah permanen," kata Yetsenga.
Baca Juga: PMI Jepang terus menurun menyusul lesunya produktivitas industri
Melansir data Reuters, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu hanya tumbuh sebesar 6% pada kuartal ketiga 2019 dari tahun sebelumnya. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam 27 tahun terakhir.