Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MANILA. Pertumbuhan ekonomi Filipina pada kuartal I-2021 kembali kontraksi. Selasa (11/5), Badan Statistik Filipina mengumumkan, ekonomi negara tersebut kontraksi 4,2% dibandingkan dengan kuartal I-2020.
Data ini menandai penurunan ekonomi untuk kuartal kelima secara berturut-turut di tengah penguncian yang kembali terjadi karena lonjakan pandemi Covid-19.
Realisasi pertumbuhan ekonomi Filipina ini lebih buruk dari hasil jajak pendapat yang dihimpun Reuters, dengan proyeksi PDB (produk domestik bruto) di periode Januari-Meret 2021 kontraksi 3% yoy.
Kontraksi ekonomi Filipina di kuartal pertama tahun ini sudah lebih baik dari pertumbuhan ekonomi di kuartal sebelumnya. Di mana, pada kuartal IV-2020, PBD Filipina kontraksi 8,3% yoy.
Di antara sektor perekonomian utama, sektor pertanian turun 1,2%. Sementara sektor jasa dan industri turun masing-masing, sebesar 4,4% dan 4,7% di tiga bulan pertama tahun ini.
Di sisi permintaan, konsumsi rumah tangga menyusut 4,8%, tetapi pengeluaran pemerintah berhasil tumbuh 16,1%.
Namun, kinerja ekonomi meningkat secara berurutan, naik 0,3% dari kuartal sebelumnya dengan penyesuaian musiman.
Baca Juga: Duterte perintahkan polisi Filipina tangkap siapa pun yang tak pakai masker
"Posisi ekonomi negara yang kuat sebelum pandemi dan membaiknya data ekonomi dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan ekonomi sedang membaik," kata Sekretaris Perencanaan Ekonomi Karl Chua dalam sebuah briefing, hari ini.
Negara Asia Tenggara ini sedang berjuang melawan salah satu wabah virus corona terburuk di Asia, dengan lebih dari 1 juta kasus tercatat dan lebih dari 18.000 kematian sejak tahun lalu.
Kemerosotan ekonomi yang berkepanjangan diharapkan mendorong bank sentral untuk mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah 2,0% pada pertemuan hari Rabu (12/5). Dalam survei yang dihimpun Reuters, 13 ekonom memprediksi bank sentral tetap mempertahankan suku bunga.
Beberapa ekonom bahkan mengharapkan bank sentral Filipina untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah selama sisa tahun 2021, meskipun inflasi tinggi yang telah menembus kisaran target 2% -4% terutama karena pasokan daging babi yang ketat.