Sumber: The Economist | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kombinasi epidemi virus corona dan penurunan harga minyak global, berarti bahwa investasi akan mengalami kontraksi tajam tahun ini, terutama di sektor energi, dan pertumbuhan ekspor akan menurun.
"Ini menempatkan posisi Trump untuk terpilih kembali berada dalam risiko, karena pengangguran tampaknya akan meningkat tajam," jelas The Economist.
Ekonomi China
Dampak wabah Covid-19 terhadap ekonomi China menjadi jauh lebih dalam daripada SARS. "Dengan asumsi bahwa virus tersebut tidak kambuh lagi, kami berharap pertumbuhan PDB riil China hanya sebesar 1% pada tahun 2020, dibandingkan dengan yang diperkirakan 6,1% pada tahun 2019," jelas The Economist.
Baca Juga: Cemas dan stress krisis virus corona, menteri Jerman ini bunuh diri
Perlambatan akan terkonsentrasi pada kuartal pertama tahun ini dan masih akan tetap terasa di kuartal kedua. Pertumbuhan China akan pulih pada paruh kedua tahun ini ketika China biasanya menghasilkan sebagian besar PDB-nya.
Zona Eropa
Zona Eropa akan menjadi salah satu wilayah yang paling terpukul, yang diprediksi akan mencatatkan resesi setahun penuh sebesar 5,9%. Perinciannya, Jerman akan terkontraksi -6,8%, Prancis -5%, dan Italia -7% di 2020.
Baca Juga: Bank sentral Singapura melonggarkan kebijakan menghadapi resesi yang dalam