kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Global Gelap dan Meredup, Ekonomi Asia jadi Titik Terang


Rabu, 19 Oktober 2022 / 04:44 WIB
Ekonomi Global Gelap dan Meredup, Ekonomi Asia jadi Titik Terang
ILUSTRASI. Dana Moneter Internasional (IMF) menilai, ekonomi Asia bakal cukup kuat bertahan di tengah pelemahan ekonomi global. REUTERS/Thanh Hue


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

IMF juga memprediksi, Asia Tenggara kemungkinan akan menikmati pemulihan yang kuat. Ekonomi Vietnam, yang diuntungkan dari semakin pentingnya rantai pasokan global, diperkirakan akan tumbuh 7%. Ekonomi Filipina diperkirakan akan tumbuh 6,5% tahun ini. Sedangkan pertumbuhan di Indonesia dan Malaysia akan mencapai 5%.

"Kamboja dan Thailand akan berkembang lebih cepat pada tahun 2023 dengan kemungkinan peningkatan pariwisata asing," kata IMF. 

Adapun ekonomi Myanmar, yang telah mengalami resesi mendalam akibat kudeta dan pandemi, pertumbuhannya tahun ini diperkirakan akan stabil pada tingkat rendah di tengah berlanjutnya kerusuhan dan penderitaan.

Namun, ada pula negara-negara Asia yang masih akan mengalami kesulitan besar dalam perekonomiannya. Sri Lanka masih mengalami krisis ekonomi yang parah, meskipun pihak berwenang telah mencapai kesepakatan dengan staf IMF tentang program yang akan membantu menstabilkan ekonomi.

Baca Juga: Harga Minyak Terungkit, Kebijakan Moneter Longgar China Imbangi Kekhawatiran Resesi

Di Bangladesh, perang di Ukraina dan harga komoditas yang tinggi telah menghambat pemulihan yang kuat dari pandemi. Pihak berwenang telah terlebih dahulu meminta program yang didukung IMF yang akan memperkuat posisi eksternal, dan akses ke Dana Ketahanan dan Keberlanjutan IMF yang baru untuk memenuhi kebutuhan pendanaan iklim mereka yang besar.

Ekonomi utang tinggi seperti Maladewa, Laos, dan Papua Nugini, dan mereka yang menghadapi risiko pembiayaan kembali, seperti Mongolia, juga menghadapi tantangan besar.




TERBARU

[X]
×