Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Jumlah wisatawan ke Hong Kong anjlok gara-gara aksi demo yang berkepanjangan ini. Penurunan jumlah wistawan memburuk pada Oktober 2019, turun hampir 50%.
Operator ritel, dari mal hingga bisnis pusat bisnis telah dipaksa untuk menutup tokonya selama beberapa hari dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara pihak berwenang telah mengumumkan langkah-langkah untuk mendukung usaha kecil dan menengah. Namun Chan mengatakan, langkah-langkah itu hanya bisa "sedikit mengurangi tekanan".
Baca Juga: Beijing akan mencopot Pimpinan Hong Kong Carrie Lam?
"Biarkan warga kembali ke kehidupan normal, biarkan industri dan perdagangan beroperasi secara normal, dan ciptakan lebih banyak ruang untuk dialog rasional," tulisnya di blog yang dilansir Reuters.
Unjuk rasa berkepanjangan dipicu meningkatnya gangguan China terhadap Hong Kong, yang kembali ke pemerintahan Cina pada tahun 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem".
China sendiri membantah ikut campur urusan Hong Kong. China menuduh pemerintah asing, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, menimbulkan masalah.
Baca Juga: Dewan Legislatif Hong Kong resmi mencabut RUU Ekstradisi, tapi demo jalan terus