Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
HONG KONG. Krisis utang Eropa juga menjangkit ke perekonomian Hong Kong. Menteri Keuangan Hong Kong John Tsang mengungkapkan, risiko resesi teknikal Hong Kong semakin meningkat seiring penurunan tingkat ekspor dan perlambatan pada penjualan ritel.
"Kita tidak bisa menghindar dari krisis utang Eropa," tulis Tsang dalam blog pribadinya di China, kemarin (2/9). Meski demikian, dia tidak memprediksi tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Hong Kong untuk kuartal III.
Sekadar informasi, pada kuartal dua tahun ini, perekonomian Hong Kong turun 0,1% dibanding tiga bulan sebelumnya yang disebabkan penurunan tingkat ekspor akibat krisis Eropa. Perlambatan ekonomi China juga ikut menyeret tingkat perdagangan dan menggerus tingkat kepercayaan bisnis di Hong Kong.
Catatan saja, penjualan ritel Hong Kong mencatatkan perlambatan pertumbuhan terendah sejak krisis finansial global melanda. Sedangkan tingkat ekspor Hong Kong melorot 3,5% pada Juli dibanding tahun sebelumnya.
"Data penjualan ritel cukup mengkhawatirkan dan hal ini akan menekan tingkat ekspor. Alhasil, tingkat pertumbuhan ekonomi akan sulit bangkit dalam jangka pendek," jelas Donna Kwok, ekonom HSBC Holdings Plc di Hong Kong.
Perlambatan ekonomi akan menjadi tantangan tersendiri bagi Chief Executive Leung Chun-ying yang menjabat pada 1 Juli lalu. Salah satunya, Leung harus menghadapi kecemasan publik mengenai harga perumahan, semakin melebarnya jurang antara si kaya dan miskin, dan peranan pemerintah di bidang pendidikan.
Pada 1 September lalu, ribuan warga Hong Kong melakukan aksi unjuk rasa untuk memprotes rencana program pendidikan yang dianggap sebagai propaganda Partai Komunis.