Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Nina Dwiantika
KONTAN.CO.ID - LONDON. Bank of England (BoE) bakal memangkas suku bunga acuannya menjelang Natal. Bank sentral Inggris ini diperkirakan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,75% dari posisi 4%. Langkah ini dilakukan seiring melemahnya pasar tenaga kerja dan penurunan inflasi yang lebih besar dari perkiraan.
Mengutip Reuters (18/12), berdasarkan ekspektasi pelaku pasar, peluang pemangkasan suku bunga mencapai 98%. Jika terealisasi, level suku bunga tersebut akan menjadi yang terendah sejak awal 2023. Data terbaru menunjukkan inflasi Inggris turun ke 3,2% pada November, dari 3,6% pada Oktober, memperkuat ruang pelonggaran kebijakan moneter.
Direktur Ekonomi ICAEW Suren Thiru menilai, kombinasi data inflasi yang melandai dan berbagai indikator ekonomi yang melemah membuat pemangkasan suku bunga kali ini hampir tak terelakkan. Senada, Ekonom PwC Adam Deasy mengatakan, penurunan inflasi yang lebih dalam dari perkiraan mengindikasikan Inggris mulai memasuki fase disinflasi yang lebih berkelanjutan.
Tak hanya itu, dari sisi pertumbuhan, ekonomi Inggris juga menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Produk domestik bruto (PDB) tercatat mengalami kontraksi 0,1% pada Oktober, di luar ekspektasi. Sementara itu, tingkat pengangguran naik menjadi 5,1% pada periode Agustus hingga Oktober, tertinggi dalam hampir lima tahun, diikuti perlambatan pertumbuhan upah.
Baca Juga: Bursa Saham AS Akan Tetap Buka pada 24 dan 26 Desember 2025
Peluang turun kembali
Ekonom Deutsche Bank Sanjay Raja memperkirakan, keputusan BoE akan diambil lewat voting ketat 5 banding 4, dengan Gubernur Andrew Bailey menjadi penentu. Ia menilai bukti penurunan inflasi, baik dari sisi harga maupun upah sektor swasta, sudah cukup kuat untuk mendukung pemangkasan suku bunga.
Raja juga memprediksi bank sentral Inggris ini akan dua kali melakukan penurunan lanjutan di 2026, yang berpotensi menurunkan suku bunga acuan ke 3,25%.
Meski demikian, Ekonom Oxford Economics Andrew Goodwin menilai, keputusan ini masih relatif berimbang, meski pasar telah mematok peluang pemangkasan yang tinggi. Namun, Bailey disebut tidak menunjukkan penolakan terhadap ekspektasi pasar atas pemangkasan suku bunga Desember ini.
Bagi peminjam, pelonggaran kebijakan moneter ini dinilai menjadi sentimen positif. Namun, analis mengingatkan agar pasar tidak berharap pemangkasan suku bunga berlangsung agresif pada 2026. Bank sentral diperkirakan tetap hati-hati karena dampak pelonggaran sebelumnya masih terasa di perekonomian.
Baca Juga: TikTok AS Dijual: Konsorsium Oracle, Silver Lake, MGX Kuasai 50% Saham













