Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - HIROSHIMA. China diperkirakan akan tetap menjadi pembeli gas alam cair (LNG) terbesar di dunia tahun ini dan tahun depan karena permintaan industri yang kuat, kata Keisuke Sadamori, seorang direktur di Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA), pada hari Senin (7/10).
China, yang merupakan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat (AS), tahun lalu mengungguli Jepang sebagai pembeli LNG teratas dunia karena permintaan Jepang menurun. Permintaan Jepang turun karena dimulainya kembali reaktor nuklir, penggunaan energi terbarukan, dan serta perkembangan ekonomi yang lemah.
Permintaan gas alam di China naik sekitar 10% dalam delapan bulan pertama tahun ini. Permintaan gas alam China diperkirakan akan tumbuh 16% pada 2025 dibandingkan dengan 2023. Lonjakan ini terutama didorong oleh sektor industri, kata Sadamori dalam sebuah konferensi di Hiroshima.
Baca Juga: Kazakhstan Menentukan Nasib: Referendum Pembangunan Pembangkit Nuklir
"Pertumbuhan permintaan domestik yang kuat diperkirakan akan mendorong impor energi China ke level rekor baru, baik pada 2024 maupun 2025, yang mengukuhkan posisinya sebagai pasar LNG terbesar di dunia," kata Sadamori seperti dikutip Reuters.
China memproduksi gasnya sendiri, selain mengimpor gas alam melalui pipa, dan menerima LNG melalui terminal.
IEA memperkirakan bahwa permintaan gas di India akan meningkat hampir 9% tahun ini dan 8% pada 2025. Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya permintaan energi untuk mendukung ekspansi ekonomi, serta konsumsi gas yang kuat di sektor transportasi, menurut Sadamori.
"Keberlanjutan transit gas Rusia melalui Ukraina adalah ketidakpastian utama menjelang musim dingin ini, karena kontrak transit gas Rusia dengan Ukraina akan berakhir pada akhir tahun ini," kata dia.
Sadamori menambahkan bahwa tanpa kesepakatan transit baru, impor LNG oleh Eropa akan meningkat pada 2025 dan memperketat keseimbangan gas global.