Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) menuju kinerja mingguan terburuk sejak akhir Juli karena pelaku pasar semakin agresif memasang taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan depan.
Aktivitas perdagangan pada Jumat (28/11/2025) juga menipis karena libur Thanksgiving di AS.
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, terakhir naik tipis 0,1% ke level 99,624.
Baca Juga: Asia Tenggara Darurat Cuaca Ekstrem: Vietnam, Thailand, & Malaysia Dilanda Banjir
Meski sedikit rebound, indeks ini sebelumnya melemah selama lima hari berturut-turut dan mencatat penurunan mingguan terdalam sejak 21 Juli.
Kontrak berjangka Fed funds kini memperlihatkan probabilitas tersirat sebesar 87% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 10 Desember, melonjak dari hanya 39% sepekan sebelumnya, menurut FedWatch CME Group.
Yield obligasi AS tenor 10 tahun naik tipis 0,8 basis poin ke 4,0037%, setelah lima hari penurunan yang sempat membawa yield menembus level psikologis 4% sebanyak dua kali.
Yen Bergerak Fluktuatif
Di Asia, yen Jepang bergerak naik-turun setelah periode pelemahan signifikan. Mata uang Negeri Sakura terakhir diperdagangkan melemah 0,1% di posisi 156,385 per dolar AS.
Data pasar tenaga kerja dan inflasi yang menguat meningkatkan ekspektasi pelonggaran moneter di ekonomi terbesar kedua Asia tersebut.
Pelemahan yen yang berkepanjangan juga meningkatkan spekulasi intervensi oleh Kementerian Keuangan Jepang.
Yen sempat menguat setelah inflasi konsumen di Tokyo naik 2,8% pada November, lebih tinggi dari perkiraan dan masih melampaui target 2% Bank of Japan (BOJ).
Baca Juga: Gelombang PHK Melanda AS: Cek Daftar Perusahaan yang Baru PHK Ribuan Karyawan
“Dengan pasar tenaga kerja yang masih ketat dan inflasi inti diperkirakan bertahan di atas 3% untuk sementara waktu, BOJ kemungkinan akan melanjutkan siklus pengetatan dalam beberapa bulan ke depan,” tulis analis Capital Economics.
“Artinya, alasan untuk kebijakan moneter yang lebih ketat masih kuat.”
Yen juga menuju penurunan bulanan ketiga, dipengaruhi oleh rencana stimulus Pemerintah Jepang senilai 21,3 triliun yen (US$135,4 miliar), sementara BOJ tetap menahan kenaikan suku bunga meski inflasi berlanjut di atas target.
Euro, Pound, dan Mata Uang Komoditas Bergerak Tipis
Euro diperdagangkan stabil di US$1,1600. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengungkapkan bahwa Ukraina dan AS akan bertemu pekan ini untuk membahas formula penghentian perang dengan Rusia dan mekanisme jaminan keamanan.
Pound sterling melemah 0,1% ke US$1,323, tetapi menuju kinerja mingguan terbaik sejak awal Agustus.
Hal ini terjadi setelah Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengumumkan rencana kenaikan pajak sebesar 26 miliar pound (US$34 miliar) guna mendanai peningkatan belanja kesejahteraan.
Baca Juga: Bitcoiners Serang JPMorgan, Tuduh Manipulasi Demi Produk BTC Berleveraged
Reeves pada Kamis membela kebijakan tersebut yang akan membawa beban pajak Inggris ke level tertinggi sejak Perang Dunia II.
Dolar Australia menguat 0,1% ke US$0,6536 setelah data menunjukkan kredit sektor swasta naik 0,7% pada Oktober, sedikit lebih cepat dari bulan sebelumnya.
Yuan offshore stabil di 7,074 per dolar AS dan berada di jalur kinerja bulanan terbaik sejak Agustus.
Sementara itu, dolar Selandia Baru (kiwi) diperdagangkan di US$0.5725, melemah tipis 0,1% setelah mencatat lonjakan mingguan terbesar sejak akhir April.













