Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Komunitas Bitcoin dan para pendukung Strategy, perusahaan pemegang Bitcoin korporasi terbesar di dunia menuding JPMorgan melakukan manuver yang merugikan perusahaan-perusahaan treasury kripto.
Menyusul raksasa jasa keuangan tersebut mengajukan proposal ke Securities and Exchange Commission (SEC) AS untuk meluncurkan produk keuangan berbasis Bitcoin yang berleveraged.
Baca Juga: Update Tragedi Hong Kong: 94 Tewas, Ratusan Hilang, Xi Jinping Beri Pernyataan
Melansir Cointelegraph Jumat (28/11/2025), menurut dokumen pengajuan ke SEC, JPMorgan berencana menerbitkan Bitcoin-backed notes, yaitu produk investasi berleveraged yang mengikuti harga Bitcoin (BTC) dan memperbesar hasilnya.
Investor akan menerima 1,5 kali keuntungan atau kerugian hingga Desember 2028. Produk tersebut dijadwalkan meluncur pada Desember 2025.
Langkah ini memicu kritik keras dari komunitas Bitcoin. Banyak yang menilai JPMorgan kini menjadi pesaing langsung perusahaan-perusahaan treasury BTC dan memiliki insentif untuk meminggirkan perusahaan seperti Strategy agar produk struktural mereka lebih menarik.
“Saylor membuka pintu pasar obligasi senilai US$300 triliun dan pasar pendapatan tetap senilai US$145 triliun. Sekarang, JPMorgan meluncurkan obligasi berbasis Bitcoin untuk bersaing,” ujar seorang Bitcoiner di X, seraya menambahkan bahwa institusi yang “menyerang MSTR” justru meniru strateginya.
Advokat Bitcoin Simon Dixon juga menuding produk JPMorgan dibuat untuk “memicu margin call” pada pinjaman berbasis Bitcoin, yang berpotensi memaksa perusahaan treasury BTC menjual kepemilikannya saat pasar turun.
Di platform X, para pendukung Strategy dan penggemar Bitcoin kini menyerukan boikot terhadap JPMorgan.
Mereka mendorong Bitcoiners menutup rekening di bank tersebut dan melepas saham JPMorgan bila memilikinya.
Baca Juga: Tentara Garda Nasional AS Tewas Ditembak di Dekat Gedung Putih
Pemicu Polemik: Usulan Perubahan Aturan MSCI
Kemarahan komunitas BTC terhadap JPMorgan meningkat setelah MSCI, pengelola indeks global sekaligus penentu kriteria kelayakan saham dalam indeks mengusulkan kebijakan baru untuk mengecualikan perusahaan treasury kripto dari daftar indeksnya.
Aturan yang direncanakan berlaku mulai Januari tersebut melarang perusahaan yang menempatkan 50% atau lebih asetnya dalam kripto untuk masuk ke indeks MSCI.
JPMorgan menyebarkan usulan kebijakan ini melalui catatan riset pada November, memantik kritik dari komunitas Bitcoin dan investor Strategy.
Eksklusi perusahaan treasury kripto dari indeks berpotensi menghilangkan aliran modal pasif ke saham-saham tersebut.
Baca Juga: Bursa Australia Datar Jumat (28/11) Pagi, November Jadi yang Terburuk Sejak 2014
Kebijakan ini juga bisa memaksa perusahaan menjual sebagian besar aset kripto mereka agar tetap memenuhi syarat indeks yang pada akhirnya berpotensi menekan harga Bitcoin lebih dalam.
Sebagai informasi, mengutip data Coinmarketcap pukul 09.06 WIB, harga Bitcoin di US$90.847 atau turun 0,08% dalam 24 jam terakhir.













