kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.662   7,00   0,04%
  • IDX 8.567   20,73   0,24%
  • KOMPAS100 1.182   2,49   0,21%
  • LQ45 854   2,09   0,24%
  • ISSI 303   0,98   0,32%
  • IDX30 441   0,95   0,22%
  • IDXHIDIV20 509   1,12   0,22%
  • IDX80 133   0,31   0,24%
  • IDXV30 138   0,15   0,11%
  • IDXQ30 140   0,27   0,19%

Tentara Garda Nasional AS Tewas Ditembak di Dekat Gedung Putih


Jumat, 28 November 2025 / 09:04 WIB
Tentara Garda Nasional AS Tewas Ditembak di Dekat Gedung Putih
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump melihat Gobble, salah satu dari dua kalkun yang akan diampuni secara seremonial untuk Thanksgiving di Rose Garden di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 25 November 2025. REUTERS/Jonathan Ernst


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa seorang anggota National Guard atau tantara Garda Nasional tewas setelah ditembak dalam sebuah penyergapan oleh seorang warga Afghanistan di dekat Gedung Putih, Rabu (26/11/2025).

Insiden ini langsung memicu ketegangan politik baru soal kebijakan imigrasi dan proses penyaringan pengungsi.

Korban bernama Sarah Beckstrom, 20 tahun, meninggal akibat luka tembak, sementara rekannya Andrew Wolfe, 24 tahun, masih kritis. Keduanya adalah anggota West Virginia National Guard yang tengah bertugas dalam patroli keamanan di kawasan ibu kota.

Trump menyebut serangan itu sebagai aksi terorisme dan menuding adanya kegagalan pemerintahan Joe Biden dalam melakukan penyaringan ribuan warga Afghanistan yang masuk ke AS saat penarikan pasukan pada 2021. 

Baca Juga: Penembakan Garda Nasional Dekat Gedung Putih: Isu Imigrasi Memanas

Ia juga memerintahkan peninjauan besar-besaran terhadap seluruh kasus suaka.

Pelaku ditetapkan sebagai Rahmanullah Lakanwal, 29 tahun, yang masuk ke AS pada 2021 melalui Operation Allies Welcome, program pemukiman ulang bagi warga Afghanistan yang pernah bekerja sama dengan pemerintah AS. 

Menurut CIA, Lakanwal sebelumnya tergabung dalam unit lokal yang didukung badan intelijen itu di Afghanistan.

FBI menangkap Lakanwal setelah terjadi baku tembak di lokasi kejadian. Ia mengalami luka tembak dan dirawat di rumah sakit dengan penjagaan ketat. Dari rumahnya di negara bagian Washington, agen FBI menyita sejumlah perangkat elektronik dan memeriksa keluarganya.

Jaksa AS untuk Washington D.C., Jeanine Pirro, mengatakan pelaku mengemudi dari pantai barat ke ibu kota sebelum melakukan penyergapan terhadap dua anggota National Guard. 

Baca Juga: Penembakan Terarah di Washington D.C., Gedung Putih Sempat Lockdown

Ia menyebut pelaku menembak korban dengan revolver 357 Magnum, menembak satu anggota hingga jatuh, lalu kembali menembaknya sebelum menyerang korban kedua.

Pemerintah Siapkan Dakwaan Terorisme

Jaksa Agung Pam Bondi menyatakan pemerintah tengah menyiapkan dakwaan terorisme dan akan menuntut hukuman maksimum. Setelah Beckstrom dinyatakan meninggal, Bondi mengatakan pihaknya dapat mempertimbangkan hukuman mati.

Hingga saat ini, penyelidik belum mengungkap motif pelaku. Kepolisian Metropolitan Washington memastikan ia bertindak seorang diri.

Ayah korban, Gary Beckstrom, menulis di media sosial bahwa keluarganya menghadapi tragedi yang mengerikan atas kehilangan putrinya.

Trump memanfaatkan insiden ini untuk menekankan komitmennya memperketat imigrasi, termasuk jalur legal seperti suaka. Meski dokumen pemerintah menunjukkan Lakanwal baru memperoleh suaka pada April 2025 saat Trump sudah kembali menjabat Trump tetap menyalahkan proses penyaringan era Biden.

Baca Juga: Washington Jadi Uji Coba, Garda Nasional AS Dipersenjatai Hadapi Darurat Kriminalitas

“Kasus ini mengingatkan kita bahwa keamanan nasional dimulai dari kontrol penuh atas siapa yang masuk dan tinggal di negara ini,” kata Trump.

Beberapa jam setelah penembakan, Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS langsung menangguhkan seluruh permohonan imigrasi terkait warga Afghanistan.

Pemerintahan Trump juga memulai peninjauan ulang pada semua kasus suaka yang disetujui di era Biden serta kartu hijau yang diterbitkan kepada warga dari 19 negara tertentu.

Dua anggota National Guard yang menjadi korban merupakan bagian dari operasi penegakan keamanan yang diperintahkan Trump sejak Agustus dan sempat dipersoalkan pemerintah Washington D.C. 

Baca Juga: Garda Nasional Tiba di Los Angeles, Tangani Demostrasi Penggerebekan Imigrasi

Menyusul insiden ini, Trump memerintahkan tambahan 500 personel ke ibu kota, melengkapi sekitar 2.200 anggota yang sudah ditempatkan sebagai bagian dari kebijakan pengetatan imigrasi dan antikejahatan.

Sementara penyelidikan masih berlangsung, kasus ini terus memicu perdebatan sengit tentang keamanan nasional, proses penyaringan imigran, serta kebijakan penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Selanjutnya: Hari Terakhir Promo Kimukatsu Crazy Payday, Semua Katsu Set Diskon 50%

Menarik Dibaca: Hari Terakhir Promo Kimukatsu Crazy Payday, Semua Katsu Set Diskon 50%




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×