Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Presiden Donald Trump menyatakan seorang anggota Garda Nasional tewas dan satu lainnya kritis setelah ditembak dalam sebuah penyergapan oleh seorang warga Afghanistan dekat Gedung Putih, Rabu (26/11/2025) waktu setempat.
Insiden ini langsung memicu investigasi terorisme dan menjadi titik panas perdebatan politik mengenai kebijakan imigrasi AS.
Baca Juga: Pertumbuhan PDB India Kuartal II Diperkirakan Tetap Kuat Berkat Permintaan Domestik
Korban tewas bernama Sarah Beckstrom (20), sementara rekannya Andrew Wolfe (24) masih berjuang untuk hidup.
“Negara kita berduka atas serangan teroris di ibu kota kita,” kata Trump dalam panggilan Thanksgiving kepada anggota militer AS.
Investigasi Meluas, FBI Geledah Beberapa Lokasi
FBI menggeledah sejumlah properti, termasuk rumah di negara bagian Washington yang terkait dengan tersangka Rahmanullah Lakanwal (29).
Direktur FBI Kash Patel mengatakan petugas menyita ponsel, laptop, dan perangkat elektronik lainnya serta memeriksa keluarga tersangka.
Baca Juga: Inflasi Inti Tokyo Naik 2,8% di November, Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga BOJ Menguat
Lakanwal disebut pernah menjadi bagian dari unit yang didukung CIA di Afghanistan sebelum masuk AS melalui program pemukiman ulang pada 2021.
Ia tinggal di Washington bersama istri dan lima anaknya.
Kronologi Penembakan
Jaksa Wilayah Washington D.C., Jeanine Pirro, menyebut tersangka berkendara lintas negara untuk melakukan serangan tersebut.
Bersenjatakan revolver .357 Magnum, ia menembak salah satu anggota Garda yang jatuh, lalu menembak lagi sebelum menyerang korban kedua.
Tersangka terluka dalam baku tembak dan kini dirawat di rumah sakit dengan penjagaan ketat.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis Kamis (27/11), di Tengah Volume Sepi saat Libur Thanksgiving
Isu Imigrasi Memanas
Trump menyalahkan pemerintahan Joe Biden atas kebijakan vetting imigrasi. Namun, dokumen pemerintah AS yang dilihat Reuters menunjukkan tersangka justru mendapatkan status suaka pada tahun ini di bawah pemerintahan Trump.
Meski begitu, kasus ini memberi ruang bagi Trump untuk kembali menekan isu reformasi imigrasi yang menjadi fokus utama pemerintahannya.
Kurang dari 24 jam setelah insiden, pemerintahan Trump memerintahkan: peninjauan seluruh kasus suaka yang disetujui pada era Biden, audit kartu hijau dari warga 19 negara, serta pemberhentian sementara tanpa batas waktu proses imigrasi untuk warga Afghanistan.
Baca Juga: Emas Terkoreksi dari Level Tertinggi 2 Pekan Kamis (17/11), Pantau Peluang Rate Cut
Tuduhan Terorisme
Jaksa Agung Pam Bondi mengatakan pemerintah berencana menuntut tersangka dengan dakwaan terorisme dan mempertimbangkan hukuman mati. Hingga kini, motif serangan belum diumumkan.
Ayah korban, Gary Beckstrom, mengatakan keluarganya “menghadapi tragedi yang tak terbayangkan.”













