Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada Kamis (27/11/2025), dengan volume perdagangan yang tipis akibat libur Thanksgiving di Amerika Serikat, sementara pelaku pasar menimbang peluang keberhasilan pembicaraan damai untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Melansir Reuters, minyak mentah Brent ditutup naik 21 sen atau 0,2% menjadi US$ 63,34 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 45 sen atau 0,8% ke US$ 59,10 per barel pada pukul 13.46 ET (18.46 GMT).
Baca Juga: Emas Terkoreksi dari Level Tertinggi 2 Pekan Kamis (17/11), Pantau Peluang Rate Cut
Pasar bergerak antara harapan dan skeptisisme terkait upaya damai terbaru di Ukraina, kata analis komoditas SEB, Ole Hvalbye.
Delegasi AS dan Ukraina dijadwalkan bertemu pekan ini untuk merumuskan formula yang dibahas dalam pertemuan di Jenewa guna menghadirkan perdamaian dan memberikan jaminan keamanan bagi Kyiv, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Kedua pihak berupaya mempersempit perbedaan terkait rencana Presiden Donald Trump untuk mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.
Kyiv tetap berhati-hati menerima kesepakatan yang dinilai terlalu menguntungkan Rusia, termasuk tuntutan konsesi wilayah.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan garis besar rancangan rencana damai yang dibahas AS dan Ukraina dapat menjadi dasar perjanjian mengakhiri perang.
Baca Juga: Salesforce: Penjualan Online AS saat Thanksgiving Diperkirakan Naik 6%
Ia menambahkan, apabila pasukan Ukraina menarik diri dari area kunci, pertempuran akan berhenti, tetapi Rusia akan mencapai tujuannya dengan kekuatan bila itu tidak terjadi.
“Volatilitas geopolitik masih berlanjut dan harapan gencatan senjata potensial Rusia–Ukraina telah meredam kekhawatiran pasokan akibat sanksi baru AS terhadap produsen utama Rusia,” tulis Barclays dalam sebuah catatan.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) kemungkinan mempertahankan level produksi pada pertemuan Minggu mendatang, serta menyepakati mekanisme untuk menilai kapasitas produksi maksimum anggota, menurut dua delegasi dan satu sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.
Delapan negara OPEC+, yang telah menaikkan produksi secara bertahap sepanjang 2025, diperkirakan tetap menahan kenaikan itu pada kuartal I 2026, menurut para delegasi.
Harga minyak juga didukung oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada Desember.
Baca Juga: Italia Setujui Akuisisi JD.com atas Peritel Elektronik Ceconomy dengan Syarat
Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.
“Kita mendekati akhir tahun dengan likuiditas yang semakin tipis tanpa katalis baru, kecuali The Fed memberi kejutan hawkish pada pertemuan FOMC 10 Desember,” kata analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong.
“Harga WTI kemungkinan bergerak dalam rentang US$ 56,80–US$ 60,40 hingga akhir tahun,” ujarnya.













