Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik tipis dan nyaris stagnan pada hari Rabu (27/8/2025), setelah jatuh pada sesi sebelumnya, karena pasar menanti tarif baru AS yang besar terhadap India, sebagai tanggapan atas pembelian pasokan Rusia.
Mengutip Reuters, Rabu (27/8/2025), AS akan mengenakan tarif tambahan sebesar 25% terhadap ekspor India pada pukul 12:01 EDT (0401 GMT) pada hari Rabu, sehingga totalnya menjadi 50% dan termasuk yang tertinggi yang dikenakan oleh Washington.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa tarif yang lebih tinggi tersebut merupakan akibat dari pembelian minyak Rusia oleh India, yang meningkat setelah invasi Rusia ke Ukraina karena sanksi Barat menyebabkan Rusia mengurangi kargo mereka.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Anjlok 2%, Fokus pada Tarif dan Pasokan Rusia
Harga minyak mentah Brent naik 2 sen menjadi US$ 67,24 per barel pada pukul 01.33 GMT, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) stagnan di US$ 63,25 per barel.
Kedua kontrak tersebut turun lebih dari 2% pada hari Selasa setelah memulai pekan ini dengan level tertinggi dalam dua minggu.
"Investor tetap waspada karena tarif tambahan terhadap India sebagai tanggapan atas pembelian minyak mentah Rusia masih membayangi pasar," kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di ANZ, dalam sebuah catatan pada hari Rabu.
Perusahaan penyulingan minyak India awalnya membatasi pembelian minyak mentah Rusia mereka menyusul pengumuman tarif AS dan sanksi Uni Eropa yang lebih ketat terhadap perusahaan penyulingan minyak India yang didukung Rusia, Nayara Energy.
Namun, perusahaan penyulingan minyak milik negara, Indian Oil dan Bharat Petroleum, telah melanjutkan pembelian pasokan Rusia untuk bulan September dan Oktober, menurut sumber perusahaan pekan lalu.
Baca Juga: Abaikan AS, India Siap Beli Minyak dengan Harga Terbaik, Termasuk dari Rusia
Indian Oil, perusahaan penyulingan minyak terbesar di negara itu, mengatakan akan terus membeli minyak mentah Rusia tergantung pada kondisi ekonomi.
Hal ini membuat beberapa analis mempertanyakan seberapa besar dampak tarif AS yang lebih tinggi terhadap pembelian minyak India.
"Tarif sekunder belum cukup untuk menghentikan India membeli minyak Rusia. Pasar akan terus memantau aliran minyak Rusia ke India untuk mengukur dampak tarif sekunder, jika ada," ujar Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING, dalam sebuah catatan.
Perang di Ukraina mempengaruhi pasar minyak dengan berbagai cara lain karena serangan pesawat nirawak Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia mengurangi operasi mereka, sehingga mereka terpaksa mengekspor minyak mentah yang tidak dapat mereka proses.
Rusia telah merevisi rencana ekspor minyak mentahnya dari pelabuhan-pelabuhan barat sebesar 200.000 barel per hari pada bulan Agustus dari jadwal awal setelah serangan pekan lalu, ungkap tiga orang yang mengetahui masalah tersebut pada hari Selasa.