kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor Jepang melorot, tekanan ke BOJ untuk melonggarkan kebijakan moneter meningkat


Senin, 21 Oktober 2019 / 10:05 WIB
Ekspor Jepang melorot, tekanan ke BOJ untuk melonggarkan kebijakan moneter meningkat
ILUSTRASI. Pertemuan menteri perdagangan dan ekonomi digital di Tsukuba Jepang


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Ekspor Jepang pada September terkontraksi selama 10 bulan berturut-turut, meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral akan melonggarkan kebijakan moneter segera setelah pekan depan untuk menghadapi peningkatan risiko di luar negeri dan penurunan permintaan.

Mengutip Reuters Senin (21/10), data Departemen Keuangan menunjukkan ekspor Jepang pada September melorot 5,2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan ekspor ini terseret oleh suku cadang mobil dan peralatan produksi semikonduktor.

Penurunan ini lebih besar dari perkiraan ekonom yang meramal ekspor Jepang pada September turun 4%. Ini juga menandai penurunan ekspor terpanjang sejak 14 bulan dari Oktober 2015 hingga November 2016.

Baca Juga: Ekonomi China tertekan, Indef: Target pertumbuhan Indonesia semakin menantang

Secara volume, ekspor Jepang pada September turun 2,3%. Turun dalam dua bulan berturut-turut.

Penurunan ekspor yang meluas terjadi setelah pemerintah menurunkan outlook ekonomi pada Jumat, yang meningkatkan peringatan pelemahan ekspor.

Pasar dipenuhi dengan spekulasi bahwa Bank of Japan bakal melonggarkan kebijakan moneternya pada pertemuan 30 Oktober-31 Oktober, setelah mengatakan pada tinjauan suku bunga terakhir akan mengambil pandangan yang lebih menyeluruh terkait apakah peningkatan risiko di luar negeri dapat menghambat pemulihan ekonomi Jepang.

Risiko terhadap ekonomi global meningkat dari perang dagang AS-China, sehingga membuat prospek ekonomi Jepang semakin suram.

Di antara faktor-faktor lai yang memicu seruan dari pembuat kebijakan Jepang, pemerintah siap untuk mengambil langkah-langkah fiskal jika diperlukan.

Berdasarkan wilayah, ekspor ke China turun 6,7% secara tahunan pada September. Turun dalam tujuh bulan berturut-turut karena pengiriman onderdil mobil menurun.

Ekspor ke Asia, yang menyumbang lebih dari setengah dari keseluruhan ekspor Jepang turun 7,8% hingga September.

Baca Juga: Ekonomi dunia melambat, risiko gagal bayar utang korporasi Asia Pasifik meningkat

Sedangkan ekspor Jepang ke AS turun 7,9% pada September, terbebani oleh menurunnya ekspor mobil 3.000 cc ke atas.

Sementara itu, secara keseluruhan impor Jepang turun 1,5% secara tahunan. 

Neraca perdagangan defisit ¥ 123 miliar (US$ 1,14 miliar).


 




TERBARU

[X]
×