kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor Jepang tumbuh di atas ekspektasi


Kamis, 19 Maret 2015 / 12:38 WIB
Ekspor Jepang tumbuh di atas ekspektasi
ILUSTRASI. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melelang dua wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) batubara dalam waktu dekat


Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan

TOKYO. Ekspor Jepang pada bulan Februari 2015 naik lebih tinggi dari perkiraan banyak pengamat. Data perdagangan barang yang dirilis Departemen Keuangan Jepang, Rabu (18/3), memperlihatkan, pada Februari nilai ekspor Negeri Sakura tumbuh 2,4% dari setahun lalu yang sebesar 3,6%.

Padahal, seperti diberitakan Bloomberg, kemarin, nilai median atas ekspor Jepang hanya memprediksi terjadi pertumbuhan sebesar 0,3% saja. Sedangkan, angka impor menunjukkan penurunan hingga 6,6%, lebih besar dari prediksi semula di kisaran 3,6%.

"Peningkatan ekspor kemungkinan akan terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jepang pada semester pertama tahun 2015," tutur Minoru Nogimori, ekonom Nomura Holdings, kemarin.

Dia juga bilang, peningkatan upah pekerja juga bisa menjadi langkah strategis meningkatkan angka konsumsi yang juga mengerek pertumbuhan ekonomi Jepang.

Ekspor kendaraan bermotor, peralatan listrik, dan mesin-mesin logam memberikan kontribusi besar bagi angka ekspor Jepang bulan Februari. Ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) bulan Februari naik 14% dari setahun lalu.

Sementara, ekspor Jepang ke China justru turun 17%. Hal tersebut terjadi karena perayaan tahun baru Imlek masyarakat China.

Nogimori berpendapat, hingga beberapa bulan mendatang, nilai impor khususnya impor bahan bakar diprediksi tetap akan terpangkas seiring penurunan harga komoditas yang terus berlanjut.

Peningkatan ekspor dan penurunan impor menyebabkan defisit perdagangan Jepang yang kini bernilai ¥ 424,6 miliar atau setara US$ 3,5 miliar semakin terkikis. Sebagai gambaran, pada Januari 2015 defisit perdagangan Jepang berada sebesar ¥  864,2 miliar, turun dari angka setahun lalu sebanyak ¥ 2,4 triliun.

Sejak berkuasa, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe memang berupaya keras mendorong nilai ekspor Jepang ke seluruh dunia. Di sisi lain, pemerintahan Abe mengenakan tarif pajak lebih tinggi atas barang-barang impor.

Sekedar mengingatkan, pertumbuhan ekonomi Jepang di kuartal IV-2014 lebih rendah ketimbang prediksi awal. Menurut data Pemerintah Jepang, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2014 sebesar 1,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut turun ketimbang prediksi awal sebesar 2,2%.

Kantor Kabinet Jepang pun merevisi angka pertumbuhan kuartalan menjadi 0,4% dari hitungan awal 0,6%. Revisi ini dipicu oleh belanja modal pada kuartal terakhir tahun 2014 yang ternyata minus 0,1% dari angka sebelumnya yang naik 0,1%. Angka belanja modal ini jauh dari estimasi ekonom di level 0,3%.




TERBARU

[X]
×