Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - Pelabuhan ekspor minyak Hariga Libya telah berhenti beroperasi karena pasokan minyak mentah yang tidak mencukupi. Ini terjadi karena imbas kebuntuan faksi politik yang bersaing menutup sebagian besar ladang minyak di negara tersebut.
Ekspor dari Hariga dihentikan menyusul penutupan hampir total ladang minyak Sarir, pemasok utama pelabuhan tersebut. Sarir biasanya memproduksi sekitar 209.000 barel per hari (bpd).
Selama bulan Juli, Libya memompa minyak mentah sekitar 1,18 juta bpd. Perusahaan Minyak Nasional Libya, NOC, yang mengendalikan sumber daya minyak negara itu, mengatakan pada hari Jumat bahwa penutupan ladang minyak baru-baru ini telah menyebabkan hilangnya sekitar 63% dari total produksi minyak.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Siap Catatkan Kenaikan Mingguan di Tengah Kekhawatiran Pasokan
Pekan ini perselisihan semakin memanas dan mengancam gelombang ketidakstabilan baru di negara Afrika Utara tersebut. Sekarang produsen minyak utama terbagi antara faksi timur dan barat.
Pemerintah yang berpusat di timur, yang mengendalikan ladang minyak yang menyumbang hampir semua produksi negara tersebut, menuntut otoritas barat untuk mundur terkait penggantian gubernur bank sentral - posisi kunci di negara tempat kendali atas pendapatan minyak merupakan hadiah terbesar bagi semua faksi.
Aline Carnizelo, mitra pengelola di Frontier Commodities menyebut Libya menjadi kartu liat bagi pasar. Setelah blokade dicabut, menurutnya para pedagangan harus beradaptasi lagi. Pemulihan bertahap tidak mungkin terjadi sebelum Oktober.