kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor Senjata ke Eropa Meningkat di Tengah Ketegangan Rusia dan Ukraina


Senin, 14 Maret 2022 / 14:41 WIB
Ekspor Senjata ke Eropa Meningkat di Tengah Ketegangan Rusia dan Ukraina
ILUSTRASI. Senapan serbu AR-15 ditampilkan untuk dijual di Firearms Unknown, toko senjata di Oceanside, California, AS, 12 April 2021. REUTERS/Bing Guan.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - STOCKHOLM. Lembaga think-tank Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada Senin (14/3) melaporkan, pengiriman senjata ke Eropa meningkat di tengah ketegangan Rusia dan Ukraina.

Dalam lima tahun terakhir, SIPRI mencatat, perdagangan senjata global cenderung melambat dan menyusut 5%. Di saat yang bersamaan, pengiriman ke negara-negara di Eropa meningkat 19%.

Persentase itu dicatat SIPRI sebagai pertumbuhan terbesar di kawasan dunia mana pun.

"Kemerosotan parah dalam hubungan antara sebagian besar negara Eropa dan Rusia merupakan pendorong penting pertumbuhan impor senjata Eropa," ungkap SIPRI, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Presiden Ukraina: Rusia bakal Menyerang Negara-Negara Anggota NATO

SIPRI menyebutkan, impor senjata yang tinggi biasanya terjadi di negara-negara yang tidak mampu memenuhi kebutuhan militernya melalui industri dalam negeri. Inggris, Norwegia, dan Belanda adalah importir terbesar di Eropa

Impor senjata utama Ukraina disebut cukup terbatas dalam periode pemantauan SIPRI, meskipun ada ketegangan dengan Rusia. Bahkan, ketika invasi dimulai akhir bulan lalu.

SIPRI memprediksikan, impor senjata Eropa akan meningkat di tahun-tahun berikutnya. Beberapa negara Eropa baru-baru ini bahkan telah memesan pesawat tempur dari AS dalam jumlah besar.

Baca Juga: Masyarakat AS Berlomba Mengirim Senjata ke Ukraina, Pemerintah Permudah Perizinan

"Negara-negara Eropa lainnya juga diperkirakan akan meningkatkan impor senjata mereka secara signifikan, setelah baru-baru ini menempatkan pesanan besar untuk senjata utama, khususnya pesawat tempur dari Amerika Serikat," tulis SIPRI dalam laporannya.

SIPRI mencatat, saat ini AS masih menjadi pengekspor senjata terbesar di dunia. Pangsa pasarnya pun naik dari 32% menjadi 39%.

Data SIPRI dikumpulkan dari informasi dan perkiraan transfer senjata internasional. Termasuk di dalamnya transaksi berupa penjualan, hadiah dan produksi di bawah lisensi. Data yang dilaporkan juga merujuk pada volume pengiriman, bukan nilai finansial dari kesepakatan.




TERBARU

[X]
×