Sumber: Xinhua | Editor: Asnil Amri
BANGKOK. Kinerja ekspor Thailand melorot di bulan Juni, dan menjadi penurunan ekspor bulan kedua secara berturut-turut. Volume ekspor Thailand bulan Juni tercatat turun 3,38% atau turun senilai US$ 610 juta jika dibandingkan bulan Juni tahun lalu.
Vatchari Vimooktayon, Sekretaris Tetap untuk Perdagangan Thailand mengatakan, turunnya ekspor Thailand karena terjadi perlambatan ekonomi di zona euro, Amerika Serikat (AS), China dan Jepang. Kondisi itu membuat kinerja ekspor Thailand ke pasar tradisional utama itu turun 8,4% dan China turun 16,7%.
Selain itu, penurunan ekspor terjadi untuk ekspor udang yang diserang oleh penyakit Early Mortality Syndrome (EMS). Virus itu menyebabkan penurunan produksi udang hingga 40% di Thailand . Akibatnya, ekspor produk pertanian dan perikanan Thailand turun 7,1%, termasuk di udang beku, beras, dan karet.
Namun, Vatchari mengatakan, dari kinerja ekspor semester I tahun ini naik 0,95% menjadi US$ 113 miliar, jika dibandingkan waktu yang sama tahun lalu. Sementara itu, impor Thailand bulan Juni naik 3,01% menjadi US$ 21 miliar. Kenaikan impor terjadi pada produk barang modal, mesin dan peralatan pabrik.
Sementara itu, impor Thailand selama semester I tahun ini mencapai US$ 129 miliar, naik 4,32% jika dibandingkan waktu yang sama tahun lalu. Kondisi ini membuat defisit neraca perdagangan Thailand sebesar US$ 1,9 miliar di bulan Juni dan sebanyak US$ 15,7 miliar di semester I.